Logo Design by FlamingText.com

Sabtu, 07 September 2019

INISEDAPBOKEP - ♥ KIOSCASINO ♥ NGENTOT SAMA PEMBANTU GENIT SAMPAI LEMAS


INISEDAPBOKEP - ♥ KIOSCASINO ♥ Ketika anak saya berumur satu tahun saya pindah rumah. Kami sering berganti-ganti pembantu. Paling lama mereka hanya bertahan satu tahun. Yang pertama dengan seorang gadis bernama Diah. Usianya saat itu 26 tahun. Dia kami peroleh di sebuah penampungan PRT, semacam sebuah yayasan.

Saat itu istri saya sedang memilih-milih sejumlah PRT yang ditawarkan pengelola. Lalu saya lihat istri saya berbicara dengan gadis itu. Beberapa saat kemudian istri saya menghampiri saya. “Gimana kalau dia saja?” tanyanya. Saya bingung. Kalau melihat bagaimana gadis itu bersikap terhadap anak saya, rasanya dialah yang kami cari. Dia terlampau cantik sebagai PRT. Kulitnya coklat bersih. Tinggi sedang, ramah, periang. Teteknya sangat besar. Akhirnya gadis bernama Diah itu kami ambil.

Saya benar-benar tergoda oleh semua yang ada dalam diri Diah. Kecantikannya, kebersihan kulitnya, teteknya, keramahannya. Dua bulan sejak dia ikut kami, saya sudah mulai punya pikiran kotor. Saya mulai mencari cara untuk bisa meniduri Diah. Maukah dia? Serangan terhadap Diah saya lakukan pada suatu malam ketika istri saya keluar kota. Birahi saya muncul sejak siang. Istri saya berpesan kepada Diah supaya kalau malam Nisa tidur dengan dia.


Soalnya istri saya paham betul tabiat saya kalau tidur malam. Sejak sore Nisa bersama saya, bercengkerama di depan TV, lalu tertidur sekitar jam 19.00. Saya tiduran di sebelahnya sambil nonton TV. Tapi sebenarnya pikiran saya sedang kacau oleh birahi dan keinginan untuk menikmati tubuh Diah. Tetek gadis itu benar-benar sangat menggoda saya. Seperti apa rupanya tetek besar seorang pembokat? Saya ingin meremas-remasnya, ingin mengulum dan menjilatinya.

Saya tiduran dengan berbalut sarung, tanpa baju. Hanya CD saja. Jam 20.00 Diah meminta Nisa untuk dibawa ke kamarnya. Saya pura-pura menolaknya. “Sudah biar tidur sama saya saja,” kata saya. Saya diam saja. Gadis itu mengenakan kaos denga rok span di atas lutut. Dia duduk melipat lutut di sebelah Nisa. Hmm.

Sepasang pahanya yang putih tersembul dari roknya. “Sudah kamu tiduran di situ dulu nanti kalau sudah waktunya aku bangunin terus kamu bawa Nisa ke kamarmu,” kata saya. Perangkap saya pasang. Dia tampak ragu dan bingung. “Sana ambil bantal kamu!” perintah saya. Dia beranjak. Kemudian datang lagi dengan membawa bantal dan selimut. Dia rebahkan tubuhnya di sisi Nisa. Dia balut tubuhnya dengan selimut. Tenggorokan saya seperti tersekat. Kering, haus rasanya. Saya tidur dengan Diah hanya dibatasi si kecil Nisa.

Diah mencoba memejamkan mata. Sesekali melirik ke arah TV. Lalu saya tidur menghadap ke arahnya dan memandanginya. Rupanya dia tahu saya memandangi. Sekilas dia memandang saya, lalu memejamkan mata. Saya memandangi terus. Semakin kagum, dan semakin panas dingin tubuh saya.


Penis saya sudah tegang sejak tadi. Saya bingung bagaimana mengawali. Maukah Diah menerima saya? Pikiran saya mulai kacau. Antara berani dan tidak. Saya mencoba tersenyum kepadanya ketika dia melirik saya. Dia tak bereaksi. Tampaknya dia tahu apa yang berkecamuk dalam benak saya. Saya memanggil namanya pelan. Dia membuka matanya. “Kamu cantik sekali.” Dia terbelalak dan merapatkan selimutnya. Saya terus memandanginya. Lalu saya lihat dia tersenyum tipis. “Kamu cantik sekali,” kata saya lagi. Wajahnya merah. Timbul keberanian saya. Saya mencoba meraih jemarinya yang tersembul dari selimut.


Sesaat kemudian saya coba raih helai-helai rambutnya. Saya elus kepalanya. Dia diam. Saya makin berani. Nisa bergerak-erak seperti mau bangun. Diah mencoba menengkan dengan menepuk-nepuk punggungnya. Kesempatan itu saya gunakan untuk meraih tangannya. Saya gengam.Dia diam, hanya matanya yang lurus ke arah mata saya. Saya cium tangan itu. Penis saya makin tegang. Saya ciumi punggung tangan itu, lalu telapak tangannya. Tak ada rekasi. Saya makin berani. Secepat kilat saya bergeser tempat. Kali ini di belakanganya. “Bapak jangan gitu, ahh,” dia menepis tangan saya yang mencoba memeluknya. Saya tersenyum dan kembali memeluknya. Kali ini dia diam. Saya merapatkan badan kepadanya. Saya gesek-gesekkan penis saya ke tubuhnya.

Dia menggelinjang sebentar, dan berusaha menjauh, tapi tubuhnya terantuk tubuh kecil Nisa. Saya makin beringas. Saya buka selimutnya. Saya usap kakinya. Ke atas, di paha. Dia mendesis dan berusaha menghindar. “Saya tidur di kamar saja ahh.” Dia mencoba bangkit tapi saya menahannya. “Jangan.” …“Bapak nakal sih.” Saya menghentikan aksi. Sesaat kemudian hanya tangan saya yang saya taruh di pinggangnya. Dia diam saja. Lalu saya kembali memeluknya. Ahh tepatnya mendekap dia.

Saya gesek-gesek pelan tangan saya di bagian perutnya. Dia tak bereaksi. Saya terus berusaha memberi rangsangan dengan menyusupkan jari saya ke kulit perutnya. Tampaknya berhasil. Dia mendesis. Tak ada perlawanan. Tangan saya merayap pelan ke atas sampai terentuh dinding yang sangat tebal. Tetek yang luar biasa besarnya. Benar-benar baru kali ini saya liat tetek sebesar ini. Saya sentuh pelan-pelan. Saya takut dia menolaknya. Tapi tidak ada reaksi. Baru ketika saya pelan-pelan meremas, tubuhnya terlihat bergerak-gerak. Dia melenguh. Saya makin kalap. Remasan makin keras, dan menyelusuplah tangan saya ke dalam BH-nya. Tersentuh dagihg kenyal. Saya raba, saya remas. Diah menggelinjang. “Hh..” Tangannya mencengkram tangan saya.

Saya mulai menaiki tubuhnya. Sarung saya lepas. Saya hanya bercelana dalam. Diah memejamkan mata. Saya cium bibirnya dengan tangan saya tetap meremas-remas payudara besarnya. Tanpa saya duga, dia membalas ciuman saya. Bakan menghisap lidah saya dengan rakus. Bibir saya bergerak turun ke leher. Selimut telah lepas dari tubuhnya. Saya singkap kaosnya, dan akhirnya, saya lihat kutang itu terlalu kecil untuk teteknya yang super besar. Hanya dengan sekali geser.
DAFTAR WP JAKARTA




Putingnya telah tersembul. Saya cium puting itu. Saya hisap, dan saya gelitik. Dia meronta-ronta. Tangannya memeluk saya erat-erat. Lalu saya cium lagi bibirnya. Tangan saya bergerak ke bawah, ke celah CD-nya, mengelus-elus semak-semak lembut, dan menggelitik sebuah celah yang telah basah. Diah mencengkeram kepala saya, lalu menariknya. Dia mencium bibir saya. Melumatnya. Lidah saya disedot dengan hebatnya. Saya permainkan tangan di bawah, menyusuri sepasang bibir vagina. Kadang memutar-mutar di ujung bibir. Tangan Diah telah mengocok penis saya.

Mengocok dan meremas-remas dengan sangat kuatnya. Saya buka CD Diah, hingga pangkal kakinya, lalu dia menendang sendiri CD itu, melayang ke dekat TV. Dia juga menarik CD saya. “Kamu masih perawan Diah?” tanya saya. Dia mengangguk sambil terus mengocok penis saya. Kocokan yang kasar. “Kamu mau saya masukkan ini saya?” saya memegang tangannya yang sedang mengocok penis. Dia mengangguk. Saya membalikkan tubuh saya, mengangkat kedua pahanya yang padat. Memeknya disinari cahaya TV. Saya terus menjilatinya. Diah mengerang-erang. Saya coba menaruh penis saya di depan mulutnya. Tapi dia hanya meremas dan mengocoknya.

Ketika lidah saya makin beringas menjilati memeknya, barulah dia memasukkan penis saya di mulutnya. Saya sibakkan bibir memeknya. Saya jilat-jilat isinya, jari tengah saya mencoba menusuk pelan. Diah mengangkat pantatnya. Mulutnya menghisap-hisap penis saya. Terdengar bunyi sangat keras. Ketika saya merasa hendak ejakulasi, saya tarik penis saya. Saya ingin sperma saya jatuh di luar mulutnya. Serentak dengan itu saya mengulum kelentit. Diah menarik pinggul saya dan menghisap kuat penis saya.

Srtt srrtt Sperma saya pu terpancar. Tapi kali ini saya justru menekannya. Saya tidak ingin penis saya lepas dari mulutnya. Seluruh mani saya telah keluar. Sebagian telah masuk ke dalam kerongkongan Diah. “Sekarang Diah tiduran, aku masukin ya senjataku ke tempik Diah” kata Saya. Tanpa perlu menjawab, Diah merebahkan tubuhnya memasang posisi, kemudian Saya mulai menusukkan senjatanya kedalam lubang kenikmatan Diah.

“Auuu… pelan-pelan pakkk… masukinnya…” Diah merasakan moncong senjata Saya memasuki lubang tempiknya. Setelah di rasa cukup masuk dan menyesuaikan di dalam lobang kenikmatan Diah, mulailah Saya memaju-mundurkan senjatanya. “Ssshhh… enaaak pakkk… terusss… yang dalammm …”erang Diah keenakan. “Accchhh…pakkk … aku moo keluuaarrrr… aahhh…” Diah melenguh panjang, pertanda telah sampai orgasmenya. Dijepitnya pinggang Saya… dipeluknya dada Saya, seolah mau melumat tubuh Saya, Saya sedikit meringis merasakan jepitan kaki Diah dan pelukan tangan Diah di tubuhnya, tetapi Saya mengerti akan kenikmatan Diah, maka dibiarkannya wanita itu menjepit tubuhnya.






Setelah beberapa saat Saya memberi waktu untuk Diah mengembalikan nafas liarnya, saya berinisiatif untuk merubah gaya, saya suruh Diah untuk nungging membelakangiku, Saya melakukan dogy style. Inipun sensasi lain yang dirasakan Diah, baru dengan Saya ini ia merasakan indahnya persetubuhan. Saya pun merasakan sensasi lain dari jepitan lubang Diah, dengan posisi ini, lubang kemaluan Diah semakin dirasakan sempit, Diah, “saya mau keluar nihhh…aaahhh…” lenguh Saya. Demikian juga Diah yang semakin liar memeluk serta menggigit sarung saya, “aaacchh… emmmhhh… pakkk…” Kami terkapar dengan deru nafas yang saling berlomba, Diah memeluk Saya, Saya membelai rambut Diah.


Kami saling mendekap, berpagutan, disela deru nafas kami berdua. Dia tersenyum lalu beranjak menuju kamar mandi. Saya puas. Benar-benar puas. Perseligkuhan dengan Diah saya ulangi beberapa kali. Banyak sekali kesempatan terbuka. Segalanya berjalan sangat lancar. Kami melakukannya tidak hanya ketika istri saya serang keluar kota. Tetapi juga siang hari saat istri kerja dan aku pulang diam-diam....



DAPATKAN BONUS REFERRAL
* Bonus Refferensi 2% Untuk Semua Permainan

Nikmati Bonus Rollingan Casino TERTINGGI
* CASINO 338a 1%
* ASIA855 0,8%
* DREAM GAMING CASINO 0,8% (NEW)

PROMO NEW MAXBET, ROLLINGAN LIVE CASINO 1%
Berlaku Untuk Permainan Live Casino Maxbet, GOLD DELUXE dan ALLBET

BONUS SPORTSBOOK
* 0.25% Komisi Rollingan Otomatis Langsung Masuk

Link Alternatif : 

Hubungi Kami : 
FACEBOOK : KiosCasino
LINE : kioscasino
WECHAT : kioscasino
WHATSAPP : +855 893 55 129

Download Livechat APK KiosCasino :
Android LiveChat KiosCasino : 
http://bit.ly/livechatkioscasino

Iphone LiveChat KiosCasino 
Hubungi Kontak Kami :

Jumat, 06 September 2019

INISEDAPBOKEP - ♥ KIOSCASINO ♥ SABRINA, TTM NGENTOTKU


INISEDAPBOKEP - ♥ KIOSCASINO ♥ Di akhir pekan kali ini, aku sedang berniat untuk berbelanja kebutuhan di rumah. Memang aku masih bujangan dan hanya tinggal dikontrakan, tapi selagi bisa, aku lebih memilih untuk belanja dan masak sendiri supaya lebih hemat. Aku pun mendatangi pusat perbelanjaan yang terletak di suatu Mall di dekat rumah. Dengan mengendarai sepeda motor ku, tidak sampai 15 menit aku sudah sampai. Bergegas aku menuju tempat belanja berbekal kertas kecil berisikan daftar belanja yang sudah aku siapkan dirumah.


Meski akhir pekan, tapi Mall tersebut tidak terlalu ramai. Mungkin karena hari pun masih terbilang siang, pukul 11. Aku yang sudah selesai berbelanja, berniat untuk bersantai sejenak sambil berkeliling di dalam mall. Begitu aku sedang berjalan di depan restauran jepang, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundakku dan membuat ku segera menoleh. “Mas, maaf, boleh pinjam handphone sebentar gak? Handphone aku hilang nih…” ternyata seorang wanita muda, usia sekitar 20 tahunan dengan muka sedikit pucat dan panik.



Aku terdiam mendengar permintaan wanita tersebut, “Jangan-jangan orang ini mau menipu…” pikirku dalam hati. Tapi aku tidak mau berburuk sangka, ku beri pinjam saja handphoneku. Toh hape sudah jelek, kalau diambil pun belum tentu laku dijual pikirku. “Oh, boleh, Mbak. Ini…” Ujar ku sambil memberikan hapeku. Ku perhatikan wanita itu, cantik sekali sebetulnya. Kulitnya yang putih dengan hidung mancung dan mata yang tidak terlalu besar, ditambah rambut ikalnya berwarna coklat gelap dengan panjang sebahu. Begitu cantik memesona.

Wanita tersebut mengambil hape dan langsung memencet nomer dan menelepon. Sepertinya ia berusaha menghubungi handphonenya yang hilang tersebut. Terlihat beberapa kali ia mencoba menelepon, namun sepertinya usahanya sia-sia.

“Memang terakhirnya handphoneya masih ada pas dimana, mbak?” tanya ku mencoba menenangkan wanita itu yang makin terlihat panik.


“Tadi di parkiran sih masih ada, mas. Sepertinya dicopet orang sih…” Jawabnya getir.

“Sudah coba lapor satpam?”

“Sudah, Mas. Katanya nanti diberi tahu kalau ada yang nemuin…” Jawabnya lagi dengan nada memelas.


Ia pun putus asa dan mengembalikan hapeku. “Ini mas, terima kasih ya Mas…” Aku hanya mengangguk sambil memasukan hapeku ke dalam saku celana. “Duduk dulu sambil minum yuk, Mbak. Biar tenang sedikit, mbak keliatannya panik banget. Nanti kalau sudah tenang, kita cari bareng-bareng. Aku temenin deh.” Tawarku padanya.

Seperti sapi yang dicocokan hidungnya, wanita itu hanya mengangguk dan mengikutiku. Kami berdua pun mampir ke foodcourt mall tersebut dan memesan minum. Aku pun berusaha menghibur wanita yang ku ketahui bernama Sabrina itu. Ia masih kuliah di salah satu universitas swasta di Jakarta Barat. Awalnya ia ke mall ini hendak menjual hape tersebut, tapi naas nasib malah membuat hape itu hilang sebelum sempat dijual.

Setelah ngobrol sekitar satu jam, Sabrina pun terlihat lebih tenang. Pucat dan panik di wajahnya mulai berkurang. Nada bicaranya pun sudah terlihat lebih santai. “Ya mungkin emang bukan rejeki aku, mas. Terima kasih banyak ya mas udah mau nolong pinjemin hape tadi, sampe nemenin aku minum disini. Makasih banyak ya mas.” Ucapnya dengan tulus.

Aku mengangguk sambil tersenyum, “Udah seharusnya saling bantu, kan?” Sabrina mengangguk. Waktu sudah menunjukan pukul 3:30 sore. Aku pun memutuskan untuk pulang sebelum jalanan macet karena akhir pekan.


“Sabrina, aku pamit pulang duluan ya. Sudah sore, khawatir nanti jalanan macet hehehe…” Pinta ku.

“Oh iya, mas. Kalau gitu bareng aja, aku juga mau pulang kok…” Balasnya.

Kami berdua pun berjalan bersama sampai ke parkiran. Sabrina membawa motor juga, jadi aku tidak perlu repot menawarkan untuk mengantarnya hehehe.

“Kamu pulangnya ke mana?” tanyaku.

“Pulang sih jauh mas. Aku mau ke kosan temen aja paling di deket sini. Kalau mas pulang kemana?”

“Oh begitu, aku juga ngekos kok. Di belakang gedung itu…” Kata ku sambil menunjuk gedung perkantoran yang ada di dekat mall tersebut.

“Wah, deket dong dengan kosan temenku. Bareng aja jalannya mas kalau gitu…”

Aku mengiyakan permintaan Sabrina. Kami pun jalan beriringan sampai ke depan kosan temannya yang berjarak 50 meter dari kosanku.

“Sudah sampai nih, aku langsung ke kosan ya, Na.” Ujarku.

“Iya mas, kosan mas yang itu kan?” tanya Sabrina sambil menunjuk kosanku.

“Iya betul, nah itu yang dilantai dua kamar paling kiri kamar aku hehehe…”

“Oke deh, mas. Nanti kalau ternyata temen aku gak ada di kosan. Aku boleh main ke kosan mas gak?”

“Boleh dong, silakan aja na.”

Aku pun pamit dan segera ke kosan. Sampai di kosan segera aku rapihkan belanjaan yang tadi aku beli. Sembari membersihkan kamar sedikit demi sedikit. Setelah itu aku mandi untuk menghilangkan gerah dan lengket setalah berkeliling di mall dan terkena panas saat di motor tadi.

Selesai mandi, saat hendak mengenakan pakaian, tiba-tiba pintu kamar ku ada yang mengetuk. “Ah, barjo nih paling. Ngapain sih?” gerutuku dalam hati, Barjo adalah teman sebelah kamarku. Ia sering sekali datang ke kamar, apalagi bila aku baru saja berbelanja, untuk menghabiskan persediaan makanan ringan yang aku simpan di kamar.

“Iya, bentar.” Teriakku sambil menghampiri pintu dan membukanya. “Apaan sih, Jo…” ucapan ku terhenti saat ku lihat di depan pintu adalah Sabrina, bukan Barjo. “Eh kamu, kirain temen sebelah kamar…” ucapku salah tingkah melihat Sabrina.

Sabrina hanya tersenyum, “Temen aku ternyata gak ada mas. Aku kesini deh jadinya…” “Masuk masuk, maaf ya aku baru banget selesai mandi nih…” ujar ku. Sedikit bingung juga karena aku bahkan masih mengenakan handuk, belum berpakaian sama sekali.

Sabrina pun masuk ke dalam kamar dan duduk di sofa kecil yang aku letakan di pojok kamar.

Aku langsung membuka lemari dan mencari pakaian. Aku tak menyadari bahwa Sabrina sudah tidak lagi duduk di sofa tapi berdiri tepat dibelakangku. Dengan sekali gerakan, Sabrina menyusupkan tangannya ke dalam handukku. Sontak aku kaget mendapati penisku diremas-remas oleh wanita yang baru saja aku kenal tadi siang. Aku langsung menoleh ke arah Sabrina, ia tersenyum nakal sekali sambil tangannya tak mau lepas dari penisku.

“Aku ke kosan temen niatnya mau minta ini, mas. Tapi temenku gak ada. Kalau sama mas, boleh gak?” Tanya Sabrina dengan nada yang sangat menggoda...

Aku hanya melongo sambil mengangguk kecil. Sabrina pun menarik handuk ku sampai semua terlepas. Ia mulai menciumi dadaku. Bisa dibilang ini pertama kalinya aku melakukan aktivitas seksual dimana si wanita yang memulainya dengan agresif, sementara aku hanya berdiam diri menikmati perlakuannya. Penisku pun tak kuasa menahan rangsangan yang diberikan oleh Sabrina, perlahan tapi pasti penisku mulai mengeras. Sabrina menghentikan remasannya dan melihatku dengan mata indahnya sambil perlahan menurunkan badannya. Ia jongkok sambil memerhatikan penisku. Dikocoknya pelan, lalu dijilatnya batang penisku dari pangkal sampai ujung.

“Uhhh, Sabrina!” Teriak ku kecil karena geli.

Sabrina memasukan kepala penisku ke dalam mulutnya. Rasa nikmatnya kembali menjalar diseluruh badanku. Kepala Sabrina mulai maju mundur dengan penisku yang menyumpal penuh mulutnya. Aku diam tak bersuara, menikmati birahi yang sudah lama tak ku rasakan. Aku hanya bisa merapihkan rambut Sabrina dan memeganginya agar tidak mengganggu aktivitasnya yang membuatku merasa terbang seperti ke awang-awang.

Hampir lima menit Sabrina melayani penisku dengan mulutnya yang dihiasi bibir tipis tersebut. Aku pun memintanya untuk berdiri, lalu menciumi bibirnya. Ciuman panas antara kami berdua begitu bergairah. Bibir kami berpagutan, lidah kami saling serang satu sama lain. Aku mendorong tubuh Sabrina ke arahku agar semakin rapat. Bisa kurasakan payudaranya yang cukup besar menempel di dadaku. Terasa desiran di seluruh tubuhku saat tubuh Sabrina begitu dekat dengan tubuhku.

Aku coba meremas payudaranya, Sabrina sedikit menggelinjang tanpa protes. Justru ciumannya semakin bergairah saja. Aku pun semakin bernafsu dan bersemangat. Tanpa basa-basi, aku angkat pakaian Sabrina, dan dengan sekali hentakan bra-nya yang berwarna hitam itu pun terlepas. Kini dua gundukan payudara bulat yang kencang dan indah itu dengan menantang menghadap padaku. Segera ku remas lagi ke dua payudara tersebut sambil lidahku berusaha menyapu seluruh permukaan kulit leher
Sabrina yang jenjang dan putih itu.

“Uhhh, massssss. Hmmm, enak massss….” desis Sabrina pelan.

Tanganku yang masih belum puas meremas payudara Sabrina berusaha untuk menurunkan celananya yang berwarna biru tua itu. Setelah kancing celana aku buka dan kuturunkan sedikit, selebihnya aku gunakan kakiku untuk menurunkan sepenuhnya celana Sabrina. Terlihat celana dalamnya yang berwarna putih memiliki bercak basah disekitar area vaginanya.

“Sudah nafsu sekali sepertinya wanita ini…” Gumamku dalam hati.

Kali ini bagian ku. Aku menurunkan tubuhku dan bertumpu pada lututku. Ku ciumi paha Sabrina yang jenjang dan sangat mulus itu sambil tanganku meremas pantatnya yang cukup keras itu. Sabrina menggelinjang dengan desisan pelan sambil meremas kepala dan rambutku. Aku turunkan celana dalam Sabrina. Terlihat vaginanya yang merah merekah tanpa sehelai bulu kemaluan. Begitu basah, namun harum yang membuatku tak sabar untuk menikmatinya.

Ku geserkan sedikit kaki Sabrina agar bibir dan lidahku mudah menjangkau vaginanya tersebut. Sabrina hanya menurut. Ku usapkan lidahku di bibir vaginanya yang tebal itu. “Aahhh mas!” Teriak Sabrina. Ku mainkan terus lidahku di klitorisnya yang sudah membesar tersebut. Ku rasakan tubuh Sabrina bergetar. Mungkin karena memang berdiri tanpa sandaran, dan perlakuanku padanya membuat kaki kakinya menjadi semakin lemas dan bergetar seiring nikmat yang ia dapatkan di vaginanya dari lidahku. Sesekali kususupkan kedua jariku ke dalam vaginanya. Erangannya pun semakin menjadi, ditambah tangan ku yang satu lagi tak henti hentinya meremas pantatnya yang begitu seksi.

“Mas… Aku mau keluar, Mas…. Uhhhhh….” Desis Sabrina sambil meremas rambutku makin kencang.

Tidak lama berselang, Sabrina pun mencapai orgasmenya yang pertama dengan ku. “Aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh, massssssssssss…… Aku keluarrrrr masss uoooohhh….!” Teriaknya. Sabrina menikmati orgasmenya yang pertama dengan tubuh sedikit menunduk dan tangannya bertumpu di kedua pundakku. Aku hanya melihat ekspresi mukanya yang terlihat begitu menikmati permainanku dan mulut yang sedikit terbuka dan mata yang tertutup rapat.

“Hoooh, hoooooh…” Erang Sabrina. “Enak banget, Mas… Aku pertama kali loh keluar lagi berdiri gini, sumpah lemes abis….” Kata Sabrina.

Aku tersenyum sambil berdiri dengan tangan ku yang masih mengelus elus vagina Sabrina.

“Baru pakai lidah sama jari aja udah lemes, gimana kalau pakai ini?” Tanyaku pada Sabrina sambil menarik tangannya dan meletakannya di penisku yang masih menegang dari tadi.

Sabrina lalu membuka matanya dan kembali melihatku dengan tatapan nakalnya. Tangannya mengocok pelan penisku.

“Hmm, ga tau sih. Gimana kalau dicoba aja langsung?” pinta Sabrina nakal.

Aku mengangguk pelan sambil tanganku mencoba membuka laci lemari yang ada di belakangku dari tadi. Ku cari kondom yang masih kusimpan dengan baik dari pertemuanku dengan Niken sebelumnya. Kondom berwarna merah yang tipis ini sepertinya akan menjadi andalanku untuk setiap pergulatan dengan wanita-wanita yang haus birahi seperti Niken dan Sabrina ini.

“Tipis banget, gak takut bocor mas kondomnya?” Tanya Sabrina dengan bingung, tapi tangannya tetap meremas penisku.

“Gak kok, malah enak kan kalo tipis, jadi gak berasa lagi pake…” Jelasku sambil memasangkan kondom ke penisku.

Sabrina hanya mengangguk sambil menciumi dadaku. Setelah kondom terpasang, aku membalik tubuh Sabrina agar memunggungiku dan mendorong tubuhnya. Posisi doggy style sambil berdiri bisa dibilang posisi kesukaanku. Sabrina pun sepertinya mengerti apa yang aku inginkan. Ia menungging sambil tangannya bertumpu ke meja yang ada tepat di depannya. Ku ludahi sedikit tanganku dan ku usapkan di vagina Sabrina. Tanganku yang satu mengarahkan penisku agar bisa semakin mudah menerobos masuk vagina Sabrina yang terlihat begitu nikmat. Ku masukan kepala penisku sedikit demi sedikit ke dalam vagina Sabrina. Dari kaca yang ada di meja, aku bisa melihat wajah Sabrina yang penuh nafsu dan birahi, menikmati setiap senti penis ku yang masuk ke dalam lubang kewanitaannya. Sabrina melenguh pelan saat penisku pun sudah masuk seluruhnya ke dalam vaginanya yang kesat itu.

“Masss, nikmat masss… Genjot terus massss….”

Aku pun menggenjot perlahan vagina Sabrina. Aku ingin penisku bisa merasakan tiap permukaan di dalam vagina Sabrina yang hangat itu.

Saat pinggulku sibuk menggenjot, tanganku menepuk keras dan meremas pantat Sabrina bergantian. Posisi menunggangi kuda yang liar yang pernah aku lakukan sepertinya. Dari kaca di meja juga aku bisa melihat payudara Sabrina yang menggantung dan bergoyang seirima dengan genjotanku di vaginanya. Pemandangan yang sungguh membuat ku ingin terus merasakannya dalam waktu yang sangat lama. Kami bertahan hampir sepuluh menit dengan posisi itu sampai akhirnya aku merasakan dorongan dari dalam penisku yang mendobrak ingin keluar dengan cepat.

“Aku mau keluar nih, Na…” Lenguhku pelan.

“Keluarin di mulut aku dong, Masss…” Pinta Sabrina.

Segera ku cabut penis dan kondom yang masih terpasang rapih, Sabrina langsung mengambil posisi berjongkok di depan ku dan membuka mulutnya lebar. Ku kocok cepat penisku sampai dorongan yang ada tidak bisa lagi ku tahan.

“Aku keluarrrrrr” crot crot crot, begitu banyak sperma yang menyemprot keluar dari dalam penisku dan memenuhi wajah Sabrina. Sperma putih kental seperti susu itu menutupi mata, hidung dan pipi Sabrina. Beberapa juga masuk langsung ke dalam mulutnya dan ditelan cepat sampai habis.

Sabrina memasukan penisku ke dalam mulutnya dan membersihkannya dengan lidah, dihisapnya sampai habis seluruh sperma yang tersisa di kepala penisku. Setelah itu baru ia mengusap sperma yang ada di wajahnya dengan tangan lalu memasukan sperma tersebut ke dalam mulutnya. Benar-benar haus sperma wanita ini, pikirku. Sabrina tersenyum sambil tertawa kecil saat menikmati spermaku.

“Enak sekali mas, suka deh sama sperma kamu…” ucap Sabrina manja sambil mengusap usap penisku yang masih tegang.

“Sebentar ya, Mas…” Sabrina berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Aku mengiyakan lalu menuju tempat tidur. Pergulatan dengan posisi berdiri lebih membuat letih ternyata. Dan aku pun masih belum habis pikir bisa menikmati tubuh Sabrina. Sabrina pun keluar dari kamar mandi masih tanpa busana. Ia tersenyum melihatku yang sudah berbaring di kasur dan menghampiriku, ia pun berbaring di sampingku.

“Capek, ya?” Tanya Sabrina sambil mengecup pipiku.

“Yah, lumayan deh. Pegel juga berdiri, hahhaa.”

Sabrina tertawa mendengar penjelasanku dan memelukku kemudian. Kepalanya disandarkan di atas dadaku. Sungguh posisi yang romantis dan membahagiakan setelah bercinta.

“Ngomong-ngomong, pacar kamu pasti marah sekali ya mas kalau tau kita begini…”

“Hah? Aku gak punya pacar kok, Na. Mungkin pacar kamu yang tinggal dikosan sebelah…”

“Dia sih bukan pacarku mas, emang TTM aja, ketemu kalau ada maunya aja hehehe…”

“Oh gitu, wah enak dong. Aku juga mau kalau jadi TTM kamu…”

“Yang bener mas? Asik!” Sabrina terlihat senang sekali mendengar pengakuanku yang ingin menjadi TTMnya.

Sabrina kembali mengelus elus penisku yang sudah lemas. Sepertinya nafsu birahinya kembali meninggi.

“Mau lagi ya?” tanya ku.

“He’eh.” Jawab Sabrina mengangguk sambil tersenyum manja melihatku. “Kondom yang tadi masih ada gak?” Tanyanya.

“Ada tuh di laci, ambil deh…” Perintahku.

Sabrina langsung beranjak ke lemari dan mencari kondom tersebut di lemari. Bukan hanya takut bila sampai hamil, tapi aku tetap berusaha untuk menggunakan kondom setiap berhubungan badan untuk menghindari penyakit. Sabrina pun membawa beberapa kondom yang aku simpan di laci. Diletakannya disamping bantal di sebelah ku.

“Tapi belum tegang nih, gak bisa dipakein dong…” kata Sabrina melihat penisku yang masih lemas.

“Iya sih, mungkin kalau diciumin sama kamu, dia bakal bangun lagi…” Pintaku nakal.

Sabrina mengerti mauku. Ia tersenyum dan merapihkan rambutnya lalu menuju penisku yang masih lemas itu. Dengan sekali tangkap, penisku sudah masuk seluruhnya ke mulut Sabrina. Ia kembali menjilat batang penisku, menghisap penisku kuat kuat dan menjilati bagian buah zakarku. Begitu nikmat, atau sangat nikmat sepertinya. Permainan lidah Sabrina sukses membuat penisku kembali berdiri. Ku ambil satu kondom yang ada di sampingku dan membuka bungkusnya. Ku berikan kepada Sabrina untuk dipasangkan.

Setelah terpasang kembali dengan rapih. Sabrina lantas bangun dan mencoba duduk di atasku. Dipegangnya penisku dan diarahkannya ke dalam vaginanya yang masih basah sepertinya. Sekali hentakan kencang, vagina Sabrina pun terisi penuh oleh penisku yang sudah keras dan membesar itu. Sabrina membuka lebar mulutnya merasakan desakan kuat dari penisku yang ingin menjelajahi vaginanya lebih dalam.

“Hoooooh, kontolmu nikmat sekali rasanya mas! Aku sukaaaaaa!” teriak Sabrina.

Aku tidak menyauti perkatannya, tanganku sudah sibuk meremas kedua payudaranya yang bergantung indah di dadanya. Terasa begitu nikmat kempotan vagina Sabrina di penisku. Sungguh nikmat yang tiada tara, mungkin vagina Sabrina ini lebih nikmat dari vagina Niken.

“Uhhh, masss, nikmatttt masssssss, entoti aku terus masssss…” racau Sabrina sambil memainkan rambutnya. Terlihat begitu sensual nan erotis. Nafsuku pun semakin bangkit dan tak tertahankan.

Ku tarik Sabrina dan ku putar posisiku agar aku yang diatasnya tanpa melepaskan penisku yang masih tertanam di dalam vaginanya.

“Genjot mas, nikmati aku massss. Nikmattttttt….” seru Sabrina

Aku genjot kembali vagina Sabrina dengan liar dan cepat. Ku hantamkan penisku berkali kali keluar masuk vaginanya yang semakin merekah dan basah. 








“Uhhh, aku mau keluar nih masssss…” Desis Sabrina.

“Sabar sayang, aku juga, sebentar lagiii…” Kata ku berbisik di telinga Sabrina. Lalu ku kecup leher dan kujilati lehernya sambil pinggulku masih sibuk menggenjot Sabrina.

“Arrrgggghh, masssss arrrrrrggghhhhh..” Desah Sabrina mendapati vaginanya yang begitu nikmat dimasuki penisku dan sapuan lidahku di lehernya yang menambah rasa geli namun nikmat itu.

“Massssss, gak tahan masss, aku mau keluar masssss…..” Pinta Sabrina memelas.

“Aku juga sayangggg…” Ku percepat genjotan penisku dan ku fokuskan nikmat dipenisku agar ku bisa cepat keluar untuk mengimbangi permainan Sabrina.

“Aaaaahhh masss! Aku keluarrrrrr arrrggggghhhhhhhhh….” Erang Sabrina kencang.

“Aku jugaa sayanggggg arrrggggggghhh!!!” Crot crot crot, tersemburlah sperma ku untuk yang kedua kalinya. Kali ini di dalam vagina Sabrina meski tertahan kondom tipis itu.

“AAAAAAAAAAAAAHHHHHH NIKMAT MASSS!!” Sabrina menarik dan memelukku. Ku rasakan tangannya sedikit mencakar punggungku, mungkin ia tak bisa menahan nikmat yang ia rasakan.

Aku pun terkulai lemas di samping Sabrina. Penisku langsung lemas setelah orgasme yang kedua ini. Sabrina pun terlihat lemas berkeringat dan nafasnya begitu tersengal berat.


Sejak saat itu, aku dan Sabrina resmi berhubungan meski sekedar TTM. Sabrina meninggalkan TTMnya yang tinggal di dekat kosanku dan lebih memilih untuk selalu bersama ku. Sabrina yang cantik ini selalu sanggup memuaskan hasrat seksualku kapanpun aku mau...



DAPATKAN BONUS REFERRAL
* Bonus Refferensi 2% Untuk Semua Permainan

Nikmati Bonus Rollingan Casino TERTINGGI
* CASINO 338a 1%
* ASIA855 0,8%
* DREAM GAMING CASINO 0,8% (NEW)

PROMO NEW MAXBET, ROLLINGAN LIVE CASINO 1%
Berlaku Untuk Permainan Live Casino Maxbet, GOLD DELUXE dan ALLBET

BONUS SPORTSBOOK
* 0.25% Komisi Rollingan Otomatis Langsung Masuk

Link Alternatif : 

Hubungi Kami : 
FACEBOOK : KiosCasino
LINE : kioscasino
WECHAT : kioscasino
WHATSAPP : +855 893 55 129

Download Livechat APK KiosCasino :
Android LiveChat KiosCasino : http://bit.ly/livechatkioscasino

Iphone LiveChat KiosCasino 

Hubungi Kontak Kami :

Kamis, 05 September 2019

INISEDAPBOKEP - ♥ KIOSCASINO ♥ BELI MOBILNYA GRATIS TUBUH MONTOK PEMILIKNYA


INISEDAPBOKEP - ♥ KIOSCASINO ♥ Ini Pengalaman Ku saat berjualan Mobil Dengan Tante Yang Menurutku Tante Butuh Kenikmatan– Namaku Wawan. Umurku 23 tahun, dan saat ini aku sedang kuliah di salah satu perguruan di jakarta, 
namun aku putuskan untuk sambil bekerja selama aku harus mebiayai kuliah ku.


Ekonomi keluargaku termasuk pas-pasan. Ayahku hanyalah seorang pensiunan pegawai bank pemerintah di Sukabumi. Sedangkan ibuku bekerja sebagai guru sebuah SMA negeri di sana. Aku tinggal di tempat kos di daerah Jakarta Barat. Karena uang kiriman orang tuaku kadang-kadang terlambat dan terkadang bahkan tidak ada kiriman sama sekali, untuk bertahan hidup, akupun menjadi guru privat anak-anak SMA. Memang aku beruntung dikaruniai otak yang lumayan encer.

Akupun hidup prihatin di ibukota ini, terkadang seharian aku hanya makan supermie saja untuk mengganjal perutku. Aku pikir tidak mengapa, asal aku bisa hemat untuk bisa membeli buku kuliah dan lain sebagainya, sehingga aku bisa lulus dan membanggakan kedua orang tuaku. Terkadang aku iri melihat teman-teman kuliahku. Mereka sering dugem, berpakaian bagus, bermobil, mempunyai HP terbaru, dll.

Salah satu dari teman kuliahku bernama Monika. Dia seorang gadis cantik dan kaya. Ia anak seorang direktur sebuah perusahaan besar di Jakarta. Percaya atau tidak, dia adalah pacarku. Kadang aku heran, kok dia bisa tertarik padaku. Padahal banyak teman laki-laki yang bonafid, mengejarnya. Ketika kutanyakan hal ini, ini bukan ge-er, dia bilang kalau menurutnya aku orang yang baik, sopan dan pintar. Disamping itu, dia suka dengan wajahku yang katanya “cute”, dan perawakanku yang tinggi, tegap, kekar, dan berisi. Nggak percuma juga aku sering latihan karate, renang, bola, dan voli waktu di Sukabumi dulu.

Monika dan aku telah berpacaran semenjak dua tahun belakangan ini. Walaupun kami berbeda status sosial, dia tidak tampak malu berpacaran denganku. Akupun sedikit minder bila menjemputnya menggunakan motor bututku, di rumahnya yang berlokasi di Pondok Indah. Sering orang tuanya, mereka juga baik padaku, menawarkan untuk menggunakan mobil mereka jika kami akan pergi bersama. Tetapi aku memang mempunyai harga diri atau gengsi yang tinggi (menurut Monika pacarku, gengsiku ketinggian), sehingga aku selalu menolak. Kemana-mana aku selalu menggunakan motor bersama Monika.


Monikapun tidak berkeberatan bahkan mengagumi prinsip hidupku. Saat makan atau nonton, aku selalu menolak bila dia akan mentraktirku. Aku bilang padanya sebagai laki-laki aku yang harus bayarin dia. Meskipun tentu saja kami akhirnya hanya makan di rumah makan sederhana dan nonton di bioskop yang murah. Itupun aku lakukan kalau sedang punya uang. Kalau tidak ya kami sekedar ngobrol saja di rumahnya atau di tempat kostku.

Monika adalah gadis baik-baik. Aku sangat mencintainya. Sehingga dalam berpacaran kami tidak pernah bertindak terlalu jauh. Kami hanya berciuman dan paling jauh saling meraba. Memang benar kata orang, bila kita benar-benar mencintai seseorang, kita akan menghormati orang tersebut. Monika pernah bilang padaku, kalau ia ingin mempertahankan keperawanannya sampai ia menikah nanti. Terlebih akupun waktu itu masih perjaka. Mungkin hal ini sukar dipercaya oleh pembaca, mengingat trend pergaulan anak muda Jakarta sekarang. Cerita Sex Tante

Keadaanku mulai berubah semenjak beberapa bulan yang lalu. Saat itu aku ditawari sebuah peluang untuk berwiraswasta oleh seorang temanku. Aku tertarik mendengar cerita suksesnya. Terlebih modal yang dibutuhkanpun sangat kecil, sehingga aku berpikir tidak ada salahnya untuk mencoba.

Hasilnya ternyata luar biasa. Mungkin memang karena bidang ini masih banyak peluang, disamping strategi pemasaran yang disediakan oleh program ini sangat jitu. Penghasilankupun per bulan sekarang mencapai jutaan rupiah. Mungkin setingkat dengan level manajer perusahaan kelas menengah.

Bekerjanyapun dapat part-time sambil disambi kuliah. Memang beruntung aku menemukan program ini.

Semenjak itu, penampilanku berubah. Gaya hidup yang sudah lama aku impikan sekarang telah dapat kunikmati. HP terbaru, pakaian bagus, sudah dapat aku beli. Semakin sering aku mengajak Monika untuk makan di restoran mahal serta nonton film terbaru di bioskop 21. Monika sempat kaget dengan kemajuanku. Sempat disangkanya aku berusaha yang ilegal, seperti menjual narkoba. Tetapi setelah aku jelaskan apa bisnisku, dia pun lega dan ikut senang. Disuruhnya aku bersyukur pada Tuhan karena telah memberikan jalan kepadaku.

Hanya satu saja yang masih kurang. Aku belum punya mobil. Setelah menabung dari hasil usahaku selama berbulan-bulan, akhirnya terkumpul juga uang untuk membeli mobil bekas. Kulihat di suratkabar dan tertera iklan tentang mobil Timor tahun 1997 warna gold metalik. Aku tertarik dan langsung kutelpon si penjualnya.


“Ya betul… mobil saya memang dijual”. Suara seorang wanita menjawab di ujung telepon.

“Harganya berapa Bu?”

“Empat puluh delapan juta”

“Kok mahal sih Bu?”

“Kondisinya bagus lho.. Semuanya full orisinil”

Dengan cepat kukalkulasi danaku. Wah.. Untung masih cukup, walaupun aku harus menjual motorku dulu. Tetapi akupun berpikir, siapa tahu harganya masih bisa ditawar. Kuputuskan untuk melihat mobilnya terlebih dahulu.

“Alamatnya dimana Bu?”

Diapun kemudian memberikan alamatnya, dan aku berjanji untuk datang ke sana sore ini sehabis kuliah.

*****

Setelah mencari beberapa lama, sampai juga aku di alamat yang dimaksud.

“Selamat sore” sapaku ketika seorang wanita cantik membuka pintu.

“Oh sore..” jawabnya.


Aku tertegun melihat kecantikan si ibu. Usianya mungkin sekitar 35 tahunan, dengan kulit yang putih bersih, dan badan yang seksi.
Payudaranya yang tampak penuh di balik baju “you can see” menambah kecantikannya. Agar pembaca dapat membayangkan kecantikannya, aku bisa bilang kalau si ibu ini 80% mirip dengan Sally Margaretha, bintang film itu.

“Saya Wawan yang tadi siang telepon ingin melihat mobil ibu”

“Oh.. Ya silakan masuk.”

Akupun masuk ke dalam rumahnya.

“Tunggu sebentar ya Wan. Mobilnya masih dipakai sebentar menjemput anakku les. Mau minum apa?”

“Ah.. Nggak usah ngerepotin.. Apa saja deh Bu”

Akupun kemudian duduk di ruang tamu. Tak lama si ibu datang dengan membawa segelas air sirup.

“Kamu masih kuliah ya,” tanyanya setelah duduk bersamaku di ruang tamu

“Iya Bu.. Hampir selesai sih “

“Ayo diminum.. Beruntung ya kamu.. Dibelikan mobil oleh orang tuamu” si ibu berkata lagi.

Kuteguk sirup pemberian si ibu. Enak sekali rasanya menghilangkan dahagaku.

“Oh.. Ini saya beli dari usaha saya sendiri, Bu. Mangkanya jangan mahal-mahal dong” jawabku.

“Wah.. Hebat kamu kalau gitu. Memang usaha apa kok masih kuliah sudah bisa beli mobil”

“Yah usaha kecil-kecilan lah” jawabku seadanya.

“Ngomong-ngomong mobilnya kenapa dijual Bu?”

“Aduh kamu ini ba Bu ba Bu dari tadi. Saya kan belum terlalu tua. Panggil saja tante Sonya.” jawabnya sambil sedikit tertawa genit.

“Mobilnya akan saya jual karena mau beli yang tahunnya lebih baru”

“Oh begitu..” jawabku. Cerita Dewasa


Kemudian tante Sonya tampak melihatku dengan pandangan yang agak lain. Agak rikuh aku dibuatnya. Terlebih tante Sonya duduk sambil menumpangkan kakinya, sehingga rok mininya agak sedikit terangkat memperlihatkan pahanya yang putih mulus.

“Anaknya berapa tante. Terus suami tante kerja dimana?” tanyaku untuk menghilangkan kerikuhanku.

“Anakku satu. Masih SD. Suamiku sudah nggak ada. Dia meninggal dua tahun yang lalu” jawabnya.

“Waduh.. Maaf ya tante”

“Nggak apa kok Wan.. Kamu sendiri sudah punya pacar?”

“Sudah, tante”

“Cantik ya?”

“Cantik dong tante..” jawabku lagi.

Duh, aku makin rikuh dibuatnya. Kok pembicaraannya jadi ngelantur begini. Tante Sonya kemudian beranjak duduk di sebelahku.

“Cantik mana sama tante..” katanya sambil tangannya meremas tanganku.

“Anu.. Aduh.. Sama-sama, tante juga cantik” jawabku sedikit tergagap.

“Kamu sudah pernah begituan dengan pacarmu?”. Cerita Sex Abg

Sambil berkata, tangan tante Sonya mulai berpindah dari tanganku ke pahaku.

“Belum.. Tante.. Saya masih perjaka.. Saya nggak mau begituan dulu” jawabku sambil menepis tangan tante Sonya yang sedang meremas-remas pahaku.

Jujur saja, sebenarnya akupun sudah mulai terangsang, akan tetapi saat itu aku masih dapat berpikir sehat untuk tidak mengkhianati Monika pacarku. Mendengar kalau aku masih perjaka, tampak cerita sex tante Sonya tersenyum.

“Mau tante ajarin caranya bikin senang wanita?” tanyanya sambil tangannya kembali merabai pahaku, dan kemudian secara perlahan mengusap-usap penisku dari balik celana.

“Aduh.. Tante.. Saya sudah punya pacar.. Nggak usah deh..”

“Mobilnya kapan datang sih?” lanjutku lagi.

“Sebentar lagi.. Mungkin macet di jalan. Mau minum lagi? “

Tanpa menunggu jawabanku, tante Sonya pergi ke belakang sambil membawa gelasku yang telah kosong. Lega juga rasanya terlepas dari bujuk rayu tante Sonya. Beberapa menit kemudian, tante Sonya kembali membawa minumanku.

“Ayo diminum lagi” kata tante Sonya sambil memberikan gelas berisi sirup padaku.

Kuteguk sirup itu, dan terasa agak lain dari yang tadi. Tante Sonya kemudian kembali duduk di sebelahku.


“Ya sudah.. Kamu memang setia nih ceritanya.. Kita ngobrol aja deh sambil menunggu mobilnya datang, OK?”


“Iya tante..” jawabku lega.

“Kamu ngambil jurusan apa?”

“Ekonomi, tante”

“Kenal pacarmu di sana juga?”

Waduh.. Aku berpikir kok si tante kembali nanyanya yang kayak begituan.

“Iya dia teman kuliah”

“Ceritain dong gimana ketemuannya”

Yah daripada diminta yang nggak-nggak, aku setuju saya menceritakan padanya tentang kisahku dengan Monika. Kuceritakan bagaimana saat kami berkenalan, ciri-cirinya, acara favorit kami saat pacaran, tempat-tempat yang sering kami kunjungi.
Setelah beberapa lama bercerita, entah mengapa nafsu birahiku terangsang hebat. Akupun merasakan sedikit keringat dingin mengucur di dahiku.

“Kenapa Wan.. Kamu sakit ya” tanya tante Sonya tersenyum sambil kembali meremas tanganku.

Tangannya kemudian beralih ke pahaku dan kembali diusap dan diremasnya perlahan.

“Anu tante rasanya kok agak aneh ya?” jawabku.

“Tapi enak kan?”

Tante Sonyapun kemudian mendekatkan wajahnya ke wajahku, dan kemudian bibir kamipun telah saling berpagut. Tak kuasa lagi aku menolak tante Sonya. Nafsuku telah sampai di ubun-ubun.

“Saya tadi dikasih apa tante” tanyaku lirih.

“Ah.. Cuma sedikit obat kok. Supaya kamu bisa lebih rileks” jawabnya sambil tangannya mulai membuka retsleting celanaku.

“Ayo, tante ingin merasakan penismu yang masih perjaka itu” lanjutnya sambil kembali menciumi wajahku.

Tante Sonyapun kemudian membuka celanaku beserta celana dalamnya sekaligus.

“Hmm.. Besar juga ya punyamu. Tante suka tongkol besar anak muda begini”.

Tangannya mulai mengocok penisku perlahan. Kemudian tante Sonya merebahkan kepalanya dipangkuanku. Diciumnya kepala penisku, dan lantas dengan bernafsu dikulumnya penisku yang sudah tegak menahan gairah berahi.

“Ah.. Tante..” desahku menahan nikmat, ketika mulut tante Sonya mulai menghisap dan menjilati penisku.

Tangan tante Sonyapun tak tinggal diam. Dikocoknya batang penisku, dan diusap-usapnya buah zakarku. Setelah sekian lama penisku dipermainkannya, kembali tante Sonya bangkit dan menciumiku.

“Kita lanjutin pelajarannya di kamar yuk sayang..” bisiknya.

Akupun sudah tak kuasa menolak. Nafsu berahi telah menguasai diriku. Kamipun beranjak menuju kamar tidur tante Sonya di bagian belakang rumah. Sesampainya aku di kamar, tante Sonya kembali menciumiku. Kemudian tangankupun diraihnya dan diletakkan di payudaranya yang membusung.

“Ayo sayang.. Kamu remas ya”

Kuikuti instruksi tante Sonya dan kuremas payudara miliknya. Tante Sonyapun terdengar mengerang nikmat.

“Sayang… tolong bukain baju tante ya”.

Tante Sonya membalikkan badan dan akupun membuka retsleting baju “you can see”nya. Setelah terbuka, tante Sonya kembali berbalik menghadapku.

“BHnya sekalian donk sayang..” ujarnya.

Kuciumi kembali wajahnya yang ayu itu, sambil tanganku mencari-cari pengait BH di punggungnya. Cerita Sex Perawan

“Aduh.. Kamu lugu amat ya.. Tante suka..” katanya disela-sela ciuman kami.

“Pengaitnya di depan, sayang..”

Kuhentikan ciumanku, dan kutatap kembali BHnya yang membungkus payudara tante Sonya yang besar itu. Kubuka pengaitnya sehingga payudara kenyal itupun seolah meloncat keluar.

“Bagus khan sayang.. Ayo kamu hisap ya..”

Tangan tante Sonya merengkuh kepalaku dan didorong ke arah dadanya. Tangannya yang satunya lagi meremas payudaranya sendiri dan menyorongkannya ke arah wajahku.

“Ah.. Enak.. Anak pintar.. Sshh” desah tante Sonya ketika aku mulai menghisap payudaranya.

“Jilati putingnya yang..” instruksi tante Sonya lebih lanjut. Dengan menurut, akupun menjilati puting payudara tante Sonya yang telah mengeras.

Kemudian aku kembali menghisap sepasang payudaranya bergantian. Setelah puas aku hisapi payudaranya, tante Sonya kemudian mengangkat kepalaku dan kembali menciumiku.

“Sekarang kamu buka rok tante ya”

Tante Sonya merengkuh tanganku dan diletakkannya di pantatnya yang padat.

Kuremas pantatnya, lalu kubuka retsleting rok mininya. Aku terbelalak melihat Tante Sonya ternyata menggunakan celana dalam yang sangat mini. Seksi sekali pemandangan saat itu. Tubuh tante Sonya yang padat dengan payudara yang membusung indah, ditambah dengan sepatu hak tinggi yang masih dikenakannya. Cerita Seks




Kembali tante Sonya mencium bibirku. Lantas ditekannya bahuku, membuatku berlutut di depannya. Tangan tante Sonya lalu menyibakkan celana dalamnya sehingga vaginanya yang berbulu halus dan tercukur rapi nampak jelas di depanku.

“Cium di sini yuk sayang..” perintahnya sambil mendorong kepalaku perlahan.

“Oh..my god.. Sshh” erang tante Sonya ketika mulutku mulai menciumi vaginanya.

Kujilati juga vagina yang berbau harum itu, dan kugigit-gigit perlahan bibir vaginanya.

“Ahh.. Kamu pintar ya.. Ahh” desahnya.

Tante Sonya lantas melepaskan celana dalamnya, sehingga akupun lebih bebas memberikan kenikmatan padanya.

“Jilat di sini sayang..” instruksi tante Sonya sambil tangannya mengusap klitorisnya.

Kujilati klitoris tante Sonya. Desahan tante Sonya semakin menjadi-jadi dan tubuhnya meliuk-liuk sambil tangannya mendekap erat kepalaku. Beberapa saat kemudian, tubuh tante Sonyapun mengejang.

“Yes.. Ah.. Yes..” jeritnya.

Liang vaginanya tampak semakin basah oleh cairan kewanitaannya. Kusedot habis cairan memek nya sambil sesekali kuciumi paha mulus tante Sonya. Tak percuma ilmu yang kudapat selama ini dari pengalamanku menonton dan mengkoleksi video porno. & bacaan dewasa

“Kita terusin di ranjang yuk..” ajaknya setelah mengambil nafas panjang.

Akupun kemudian melucuti semua pakaianku. Tante Sonya lalu membuka sepatu hak tingginya, sehingga sambil telanjang bulat, kami merebahkan diri di ranjang.

“Ciumi susu tante lagi dong yang..”
Aku dengan gemas mengabulkan permintaannya. Payudara tante Sonya yang membusung kenyal, tentu saja membuat semua lelaki normal, termasuk aku, menjadi gemas. Sementara mulutku sibuk menghisap dan menjilati puting payudara tante Sonya, tangannya menuntun tanganku ke vaginanya. Akupun mengerti apa yang ia mau. Tanganku mulai mengusap-usap vagina dan klitorisnya.

Tante Sonya kembali mengerang ketika nafsu berahinya bangkit kembali. Ditariknya wajahku dari payudaranya dan kembali diciuminya bibirku dengan ganas. Selanjutnya, tante Sonya menindih tubuh atletisku. Dijilatinya dada bidangku dan kedua putingnya dan kemudian perut sixpackku pun tak lupa diciuminya.

Sesampainya di penisku, dengan gemas dijilatinya lagi batangnya. Tak lama kemudian, kepala tante Sonyapun sudah naik turun ketika mulutnya menghisapi penisku.

“Sekarang tante pengin ambil perjakamu ya..”

Sambil berkata begitu, tante Sonya menaiki tubuhku. Diarahkannya penisku ke dalam vaginanya. Rasa nikmat luar biasa menghinggapiku, ketika batang penisku mulai menerobos liang memek tante Sonya.

“Uh.. Nikmat sekali.. Tante suka tongkolmu.. Enak..” desah tante Sonya sambil menggoyangkan tubuhnya naik turun di atas tubuhku.

“Heh.. Heh.. Heh..” begitu suara yang terdengar dari mulut tante Sonya. Seirama dengan ayunan tubuhnya di atas penisku.

“Tante suka.. Ahh.. Ngent*tin anak muda.. Ahh.. Seperti kamu.. Yes.. Yes..”

Tante Sonya terus meracau sambil menikmati tubuhku. Tangannya kemudian menarik tanganku dan meletakkannya di payudaranya yang bergoyang-goyang berirama. Akupun meremas-remas payudara kenyal itu. Suara desahan tante Sonya semakin menjadi-jadi.

“Enak.. Ahh.. Ayo terus.. ent*tin tante.. Ah.. Anak pintar.. Ahh..”

Tak lama tubuh tante Sonyapun kembali mengejang. Dengan lenguhan yang panjang, tante Sonya mengalami orgasme yang kedua kalinya. Tubuh tante Sonya kemudian rubuh di atasku. Karena aku belum orgasme, nafsukupun masih tinggi menunggu penyaluran. Kubalikkan tubuh tante Sonya, dan kugenjot penisku dalam liang kewanitaannya. Rasa nikmat menjalari seluruh tubuhku. Kali ini eranganku yang menggema dalam kamar tidur itu.

“Oh.. Enak tante.. Yes.. Yes..” erangku ditengah suara ranjang yang berderit keras menahan guncangan.


“Wawan mau keluar tante..” kataku ketika aku merasakan air mani sudah sampai ke ujung penisku.

“Keluarin di mulut tante, sayang..”

Akupun mencabut keluar penisku dan mengarahkannya ke wajah tante Sonya. Tangan tante Sonya langsung meraih penisku, untuk kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya.










“Ahh.. Tante..” jeritku ketika aku menyemburkan air maniku dalam mulut tante Sonya.

Tante Sonya lantas mengeluarkan penisku dan mengusap-usapkannya pada seluruh permukaan wajahnya yang cantik.

Setelah membersihkan diri, kamipun kembali duduk di ruang tamu.

“Enak Wan?” tanyanya sambil tersenyum genit.

“Enak tante… memang tante sering ya beginian”

“Nggak kok.. Kalau pas ada anak muda yang tante suka saja..”

“Oh.. Tante sukanya anak muda ya..”

“Iya Wan.. Disamping staminanya masih kuat.. Tante juga merasa jadi lebih awet muda.” jawab tante Sonya genit.

Tak lama mobil yang dinantipun datang. Akhirnya aku jadi membeli mobil tante Sonya itu. Disamping kondisinya masih bagus, tante Sonya memberikan korting delapan juta rupiah.

“Asal kamu janji sering-sering main ke sini ya” katanya sambil tersenyum saat memberikan potongan harga itu.

Kejadian ini berlangsung sebulan yang lalu. Sampai saat ini, aku masih berselingkuh dengan tante Sonya. Sebenarnya aku diliputi perasaan berdosa kepada Monika pacarku. Tetapi apa daya, setelah kejadian itu, aku jadi ketagihan bermain cerita seks Aku tetap sangat mencintai pacarku, dan tetap menjaga batas-batas dalam berpacaran. Tetapi untuk menyalurkan hasratku, aku terus berhubungan dengan tante Sonya.

Bisniskupun makin lancar. Keuanganku semakin membaik, sehingga aku sanggup memberikan hadiah-hadiah mahal pada Monika untuk menutupi rasa bersalahku.


Sering orang tuanya, mereka juga baik padaku, menawarkan untuk menggunakan mobil mereka jika kami akan pergi bersama. Tetapi aku memang mempunyai harga diri atau gengsi yang tinggi (menurut Monika pacarku, gengsiku ketinggian), sehingga aku selalu menolak. Akupun sedikit minder bila menjemputnya menggunakan motor bututku, di rumahnya yang berlokasi di Pondok Indah.



DAPATKAN BONUS REFERRAL
* Bonus Refferensi 2% Untuk Semua Permainan

Nikmati Bonus Rollingan Casino TERTINGGI
* CASINO 338a 1%
* ASIA855 0,8%
* DREAM GAMING CASINO 0,8% (NEW)

PROMO NEW MAXBET, ROLLINGAN LIVE CASINO 1%
Berlaku Untuk Permainan Live Casino Maxbet, GOLD DELUXE dan ALLBET

BONUS SPORTSBOOK
* 0.25% Komisi Rollingan Otomatis Langsung Masuk

Link Alternatif : 

Hubungi Kami : 
FACEBOOK : KiosCasino
LINE : kioscasino
WECHAT : kioscasino
WHATSAPP : +855 893 55 129

Download Livechat APK KiosCasino :
Android LiveChat KiosCasino : http://bit.ly/livechatkioscasino

Iphone LiveChat KiosCasino 

Hubungi Kontak Kami :