Logo Design by FlamingText.com

Sabtu, 13 Juli 2019

INISEDAPBOKEP - ♥ POKER757 ♥ ANAK BUJANG MEMANG PALING HEBAT DI RANJANG


INISEDAPBOKEP - ♥ POKER757 ♥ Panggil saja namaku Asmi akusudah berusia 43 tahun dan mempunyai 2 orang anak tapi badanku secara keseluruhan masih kencang dengan berat badanku 57 kg tinggi badan 168 cm dan lingkar pinggang 66 cm , badanku masih seksi apalagi jika memakai pakaian senam dan profesiku sendiri adalah seorang guru SMA di kota Semarang

Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.


Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Heri, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Heri seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Heri ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.

Heri sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama.

Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Heri memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.


Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu.

Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.

Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Heri. Kudengar suara langkahnya mendekatiku.

“Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Heri sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.

“Bu Asmi..?” Suara Heri terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.


Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.

Lalu kurasakan Heri mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.

Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam

Mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.

Sekarang tangan Heri sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti malah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam.

Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Heri mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan.

Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. PeraHeriku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.


Tangan kanan Heri mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Heri menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku.

Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Heri mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Heriwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

“Heri!! Ngapain kamu?”

Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Heri menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Heri mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Heri makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.

“Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Heri melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.

“Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.

“Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Heri.

“Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”

Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.

Lalu Heri melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin.

Benarkah pemuda seperti Heri terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.

Keluar dari kamar mandi, Heri persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.


“Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.

“Ibu hebat…,” desisnya.

“Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Heri yang panjang seleher.

“Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.

“Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.

Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Heri minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.

“Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.

Heri tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.

“Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.

Heri tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Heri pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Heri yang besar.

Berbeda dengan suamiku, Heri nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.

Heri menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Heri, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah

.

“Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Heri, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.

Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Heri semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!

Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Heri memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.

“Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Heri mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.

“Heri, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.

Heri tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.

“Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”

Heri malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.

“Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”

Heri terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Heri sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.

“Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.






“Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Heri menyodok-nyodok semakin kencang.

“Sodok terus, Heri!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”

“Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”

“Oh, ah, uuugghhh… ”

“Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”


Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Heri, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!

Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Heri mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.

Kuturuti permintaan Heri. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Heri mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.

Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.

Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Heri dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Heri segera menunduk, dikecupnya pipiku.

“Her.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.

“Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.

Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Heri mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.

Heri melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.

“Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Herr!!”

Heri tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Heri pun kali ini segera akan mencapai klimaks.

Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Heri. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.

Tiba-tiba Heri menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Heri langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Heri memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.



“Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.

“Aku hampir keluar!” Heri bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Heri. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

“Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.

“Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Heri

“Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.

“Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”

“Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

“Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”

“Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Herin…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”

Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Heri menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.

“Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.

Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Heri memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.

“Enak banget,” bisik Heri beberapa saat kemudian.

“Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Heri bergerak-gerak di dalam vaginaku.

“Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”

“Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”

Heri bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Heri menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.

Heri lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Heri karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Heri mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,

“Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”

Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Heri sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Heri kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.

Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.

Sudah seminggu Heri menjadi” suami”ku. Dan jujur saja aku sangat menikmati kehidupan malamku selama seminggu ini. Heri benar-benar pemuda yang sangat perkasa, selama seminggu ini liang vaginaku selalu disiramnya dengan sperma segar. Dan entah berapa kali aku menahan jeritan karena kenikmatan luar biasa yang ia berikan.

Walaupun malam sudah puas menjilat, menghisap, dan mencium sepasang payudaraku. Heri selalu meremasnya lagi jika ingin berangkat kuliah saat pagi hari, katanya sich buat menambah semangat. Aku tak mau melarang karena aku juga menikmati semua perbuatannya itu, walau akibatnya aku harus merapikann bajuku lagi.

Malam itu sekitar jam setengah 10-an. Setelah menidurkan anakku yang paling bungsu, aku pergi kekamar mandi untuk berganti baju. Heri meminta aku mengenakan pakaian yang biasa aku pergunakan ke sekolah. Setelah selesai berganti pakaian aku lantas keluar dan berdiri duduk di depan meja rias. Lalu berdandan seperti yang biasa aku lakukan jika ingin berangkat mengajar kesekolah.

Tak lama kudengar suara ketukan, hatiku langsung bersorak gembira tak sabar menanti permainan apa lagi yang akan dilakukan Heri padaku.

“Masuk.. Nggak dikunci,” panggilku dengan suara halus.

Lalu Heri masuk dengan menggunakan T-shirt ketat dan celana putih sependek paha.

“Malam ibu… Sudah siap..?” Godanya sambil medekatiku.

“Sudah sayang…” Jawabku sambil berdiri.

Tapi Heri menahan pundakku lalu memintaku untuk duduk kembali sembil menghadap kecermin meja rias. Lalu ia berbisik ketelingaku dengan suara yang halus.

“Bu.. Ibu mau tahu nggak dari mana biasanya saya mengintip ibu?”
“Memangnya lewat mana..?” Tanyaku sambil membalikkan setengah badan.


Dengan lembut ia menyentuh daguku dan mengarahkan wajahku kemeja rias. Lalu sambil mengecup leherku Heri berucap.

“Dari sini bu..” Bisiknya.

Dari cermin aku melihat disela-sela kerah baju yang kukenakan agak terbuka sehingga samar-samar terlihat tali BHku yang berwarna hitam. Pantas jika sedang mengajar di depan kelas atau mengobrol dengan guru-guru pria disekolah, terkadang aku merasa pandangan mereka sedang menelanjangi aku. Rupanya pemandangan ini yang mereka saksikan saat itu.

Tapi toh mereka cuma bisa melihat, membayangkan dan ingin menyentuhnya pikirku. Lalu tangan kanan Heri masuk kecelah itu dan mengelus pundakku. Sementara tangan kirinya pelan-pelan membuka kancing bajuku satu persatu. Setelah terbuka semua Heri lalu membuka bajuku tanpa melepasnya. Lalu ia meraih kedua payudaraku yang masih tertutup BH.

“Inilah yang membuat saya selalu mengingat ibu sampai sekarang,” Bisiknya ditelingaku sambil meremas kedua susuku yang masih kencang ini.

Lalu tangan Heri menggapai daguku dan segera menempelkan bibir hangatnya padaku dengan penuh kasih dan emosinya. Aku tidak tinggal diam dan segera menyambut sapuan lidah Heri dan menyedotnya dengan keras air liur Heri, kulilitkan lidahku menyambut lidah Heri dengan penuh getaran birahi. Kemudian tangannya yang keras mengangkat tubuhku dan membaringkannya ditengah ranjang.

Ia lalu memandang tubuh depanku yang terbuka, dari cermin aku bisa melihat BH hitam yang transparan dengan “push up bra style”.

Sehingga memberikan kesan payudaraku hampir tumpah meluap keluar lebih sepertiganya. Untuk lebih membuat Heri lebih panas, aku lalu mengelus-elus payudaraku yang sebelah kiri yang masih dibalut bra, sementara tangan kiriku membelai pussy yang menyembul mendesak CDku, karena saat itu aku mengenakan celana “mini high cut style”.


Heri tampak terpesona melihat tingkahku, lalu ia menghampiriku dan menyambar bibirku yang lembut dan hangat dan langsung melumatnya. Sementara tangan kanan Heri mendarat disembulan payudara sebelah kananku yang segar, dielusnya lembut, diselusupkan tangannya dalam bra yang hanya 2/3 menutupi payudaraku dan dikeluarkannya buah dadaku.

Ditekan dan dicarinya puting susuku, lalu Heri memilinnya secara halus dan menariknya perlahan. Perlakuannya itu membuatku melepas ciuman Heri dan mendesah, mendesis, menghempaskan kepalaku kekiri dan kekanan.

Selepas tautan dengan bibir hangatku, Heri lalu menyapu dagu dan leherku, sehingga aku meracau menerima dera kenikmatan itu.

“Heri… Heri… Kenapa kamu yang memberikan kenikmatan ini..”

Heri lalu menghentikan kegiatan mulutnya. Tangannya segera membuka kaitan bra yang ada di depan, dengan sekali pijitan jari telunjuk dan ibu jari sebelah kanan Heri, Segera dua buah gunung kembarku yang masih kencang dan terawat menyembul keluar menikmati kebebasan alam yang indah.


Lalu Heri menempelkan bibir hangatnya pada buah dadaku sebelah kanan, disapu dan dijilatnya sembulan daging segar itu. Secepat itu pula merambatlah lidahnya pada puting coklat muda keras, segar menentang ke atas. Heri mengulum putingku dengan buas, sesekali digigit halus dan ditariknya dengan gigi.

Aku hanya bisa mengerang dan mengeluh, sambil mengangkat badanku seraya melepaskan baju dan rok kerjaku beserta bra warna hitam yang telah dibuka Heri dan kulemparkan kekursi rias. Dengan giat penuh nafsu Heri menyedot buah dadaku yang sebelah kiri, tangan kanannya meraba dan menjalar kebawah sampai dia menyentuh CDku dan berhenti digundukan nikmat yang penuh menentang segar ke atas.

Lalu Heri merabanya ke arah vertikal, dari atas kebawah. Melihat CDku yang sudah basah lembab, ia langsung menurukannya mendororng dengan kaki kiri dan langsung membuangnya sampai jatuh ke karpet.

Adapun tangan kanan itu segera mengelus dan memberikan sentuhan rangsangan pada memekku, yang dibagian atasnya ditumbuhi bulu halus terawat adapun dibagian belahan vagina dan dibagian bawahnya bersih dan mulus tiada berambut. Rangsangan Heri semakin tajam dan hebat sehingga aku meracau.

“Herrr.. Sentuh ibu sayang, .. Herin buat.. Ibu terbaang.. Pleaase.”

Heri segera membuka gundukan tebal vagina milikku lalu mulutnya segera menjulur kebawah dan lidahnya menjulur masuk untuk menyentuh lebih dalam lagi mencari kloritasku yang semakin membesar dan mengeras. Dia menekan dengan penuh nafsu dan lidahnya bergerak liar ke atas dan kebawah.

Aku menggelinjang dan teriak tak tahan menahan orgasme yang akan semakin mendesak mencuat bagaikan merapi yang ingin memuntahkan isi buminya. Dengan terengah-engah kudorong pantatku naik, seraya tanganku memegang kepala Heri dan menekannya kebawah sambil mengerang.

“Heri.. Aarghh..”

Aku tak kuasa menahannya lagi hingga menjerit saat menerima ledakan orgasme yang pertama, magma pun meluap menyemprot ke atas hidung Heri yang mancung.

“Heri.. Ibu keluaa.. aar.. Sann..” Memekku berdenyut kencang dan mengejanglah tubuhku sambil tetap meracau.

“Heri.. Kamu jago sekali memainkan lidahmu dalam memekku sayang.. Cium ibu sayang.”

Heri segera bangkit mendekap erat diatas dadaku yang dalam keadaan oleng menyambut getaran orgasme. Ia lalu mencium mulutku dengan kuatnya dan aku menyambutnya dengan tautan garang, kuserap lidah Heri dalam rongga mulutku yang indah.

Tubuhku tergolek tak berdaya sesaat, Heripun mencumbuku dengan mesra sambil tangannya mengelus-elus seluruh tubuhku yang halus, seraya memberikan kecupan hangat didahi, pipi dan mataku yang terpejam dengan penuh cinta. Dibiarkannya aku menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang hebat. Juga memberi kesempatan menurunnya nafsu yang kurasakan.

Setelah merasa aku cukup beristirahat Heri mulai menyentuh dan membelaiku lagi. Aku segera bangkit dan medorong belahan badan Heri yang berada diatasku. Kudekatkan kepalaku kewajahnya lalu kucium dan kujilati pipinya, kemudian menjalar kekupingnya.

Kumasukkan lidahku ke dalam lubang telinga Heri, sehingga ia meronta menahan gairahnya. Jilatanku makin turun kebawah sampai keputing susu kiri Heri yang berambut, Kubelai dada Heri yang bidang berotot sedang tangan kananku memainkan puting yang sebelah kiri. Mengelinjang Heri mendapat sentuhan yang menyengat dititik rawannya yang merambat gairahnya itu, Heripun mengerang dan mendesah.

Kegiatanku semakin memanas dengan menurunkan sapuan lidah sambil tanganku merambat keperut. Lalu kumainkan lubang pusar Heri ditekan kebawah dan kesamping terus kulepaskan dan kubelai perut bawah Heri sampai akhirnya kekemaluan Heri yang sudah membesar dan mengeras.

Kuelus lembut dengan jemari lentikku batang kemaluan Heri yang menentang ke atas, berwarna kemerahan kontras dengan kulit Heri yang putih kepalanya pun telah berbening air birahi.

Melihat keadaan yang sudah menggairahkan tersebut aku menjadi tak sabar dan segera kutempelkan bibir hangatku kekepala kontol Heri dengan penuh gelor nafsu, kusapu kepala kontol dengan cermat, kuhisap lubang air seninya sehingga membuat Heri memutar kepalanya kekiri dan kekanan, mendongkak-dongkakkan kepalanya menahan keikmatan yang sangat tiada tara, adapun tangannya menjambak kepalaku.


“Buuu.. Dera nikmat darimu tak tertahankan.. Kuingin memilikimu seutuhnya,” Heri mengerang.

Aku tidak menjawabnya, hanya lirikan mataku sambil mengedipkannya satu ke arah Heri yang sedang kelejotan. Sukmanya sedang terbang melayang kealam raya oleh hembusan cinta birahi yang tinggi. Adapun tanganku memijit dan mengocoknya dengan ritme yang pelan dan semakin cepat, sementara lidahku menjilati seluruh permukaan kepala kontol tersebut. Termasuk dibagian urat yang sensitif bagian atas sambil kupijat-pijat dengan penuh nafsu birahi.

Sadar akan keadaan Heri yang semakin mendaki puncak kenikmatan dan akupun sendiri telah terangsang. Denyutan memekku telah mempengaruhi deburan darah tubuhku, kulepaskan kumulan kontol Heri dan segera kuposisikan tubuhku diatas tubuh Heri menghadap kekakinya.

Dan kumasukkan kontol Heri yang keras dan menegang ke dalam relung nikmatku. Segera kuputar memompanya naik turun sambil menekan dan memijat dengan otot vagina sekuat tenaga. Ritme gerakanpun kutambah sampai kecepatan maksimal.

Heri berteriak, sementara aku pun terfokus menikmati dera kenikmatan gesekan kontol Heri yang menggesek G-spotku berulang kali sehingga menimbulkan dera kenikmatan yang indah sekali. Tangan Heripun tak tinggal diam diremasnya pantatku yang bulat montok indah, dan dielus-elusnya anusku, sambil menikmati dera goyanganku pada kontolnya. Dan akhirnya kami berdua berteriak.

“Buu Dennook.. Aku tak kuat lagi.. Berikan kenikmatan lebih lagi bu.. Denyutan diujung kontolku sudah tak tertahankan”

“Ibu pandai… Ibu liaarr… Ibu membuatku melayang.. Aku mau keluarr” .

Lalu Heri memintaku untuk memutar badan manghadap pada dirinya dan dibalikkannya tubuhku sehingga. Sekarang aku berada dibawah tubuhnya bersandarkan bantal tinggi, lalu Heri menaikkan kedua kakiku kebahunya kemudian ia bersimpuh di depan memekku. Sambil mengayun dan memompa kontolnya dengan yang cepat dan kuat. Aku bisa melihat bagaimana wajah Heri yang tak tahan lagi akan denyutan diujung kontol yang semakin mendesak seakan mau meledak.

“Buu… Pleaass.. See.. Aku akaan meleedaaakkh!”
“Tungguu Heri.. Orgasmeku juga mauu.. Datang ssayaang.. Kita sama-sama yaa..”

Akhirnya… Cret.. Cret.. Cret tak tertahankan lagi bendungan Heri jebol memuntahkan spermanya di vaginaku. Secara bersamaan akupun mendengus dan meneriakkan erangan kenikmatan.

Segera kusambar bibir Heri, kukulum dengan hangat dan kusodorkan lidahku ke dalam rongga mulut Heri. Kudekap badan Heri yang sama mengejang, basah badan Heri dengan peluh menyatu dengan peluhku. Lalu ia terkulai didadaku sambil menikmati denyut vaginaku yang kencang menyambut orgasme yang nikmat yang selama ini kurindukan. Lalu Heri membelai rambutku dengan penuh kasih sayang kemudian mengecup keningku.

“Buu.. Thank you, i love you so much.. Terus berikan kenikmatan seperti ini untukku ya..” Bisiknya lembut.

Aku hanya mengangguk perlahan, setelah memberikan ciuman selamat tidur aku memeluknya dan langsung terlelap. Karena besok aku harus masuk kerja dan masih banyak lagi petualangan penuh kenikmatan yang akan kami lalui.





POKER 757

Agen Bandar66 | Sakong | Capsa Susun | Bandar Poker | BandarQ | AduQ Dengan Win Rate 99% Lebih Dan Menghasilkan Kemenangan Terbanyak

Link Alternatif Poker757:

Untuk Informasi Lebih Lanjut Hubungi Kami Melalui :

LINE ID : poker757 
PIN BBM : 7BC7F157
WHATSAPP : +855 1164 5829
WECHAT : cspoker757

INSTALL LIVECHAT POKER757:

Hubungi kontak kami :

Jumat, 12 Juli 2019

INISEDAPBOKEP - ♥ KIOSCASINO ♥ KISAH CINTA NYONYA DAN SUPIRNYA


INISEDAPBOKEP - ♥ KIOSCASINO ♥ Kadang aku bingung memahami kehidupan ini. Dulu waktu di desa sebagai bujang ngejar ngejar perempuan desa aja banyak yg menolak. Eh giliran sekarang jadi sopir pribadi malah dapat rejeki nomplok. Bisa bercinta sama nyonya majikanku yg cuantiik buanget biar usianya sudah 35 tahun. Badan masih kenceng, singset, kulit kuning mulus. Hidung mancung dan di bibirnya suka muncul bintik bintik kayak keringat. Nikmaat tetap. Dulu sebelum ngesex nyonya aku sering curi curi pandang.

Demi melihat hidung dan bibirnya itu. Dia tahu, tp cuek. Pura pura kali ya. Wanitakan suka ditatap penuh nafsu oleh lakilaki. Meskipun oleh sopirnya kayak aku ini. Memang sih suka menampakkan tampang tdk suka kayaknya sebal gitu lho, duluu kala, tp aku nggak percaya kalau dia sama sekali nggak senang dan tersanjung. Naluri wanitakan sama. Mau babu, mau model iklan, kalau ada lelaki yg memperhatikan berarti dirinya masih dinilai cantik. Wanita kalau nggak ada yg memperhatikan padahal sudah dandan habishabisan bisa bete seharian deh. Merana. Mikirin dirinya yg sudah tdk menarik lagi (meskipun hanya sopir tp saya pernah belajar psikologi wanita, dari buku yg kubaca di tukang loak ketika sambil menunggu tuan belanja waktu itu. He he he..


Nyonyaku katanya mantan primadona kampus. Tp namanya manusia, biar mantan primadona atau mantan pramuniaga kalau sudah dilanda kesepian yg amat sangat sekali dan sudah tak tertahankan ya harus mencari solusinya. Boleh jadi orang disekitarnya bisa digoda pula. Ingat kasus nyonya muda Pondok Indah yg beradu syahwat sama pembantunya yg sudah tua? Awalnya suka membentakbentak memarahi sang bapak pembantu rumah tangga itu eh lamalama malah suka dan ketagihan dihentakhentak oleh si bapak itu dlm gairah asmara yg ganjil.


Itulah dunia erotis, susah dicerna tetapi sebenarnya mudah diterima dgn suatu sudut pandang yg polos. Jadi teorinya sederhana saja sesungguhnya, bahwa yg namanya syahwat itu adalah suatu naluri dasar. Naluri yg dibawa manusia sejak lahir ke dunia ini. Dia belum mengenal adat, tata krama, hukum, dsb. Benar benar murni. 

Setelah mulai menjadi dewasa maka manusia menjadi milik lingkungannya. Harus peduli sama lingkungan sosialnya. Padahalkan awalnya nafsu itu nggak ada kaitannya dgn ideologi, sosial, ekonomi, politik, budaya dan hankam segala deh (inget pelajaran SMP).

Nah lebih lebih bila nafsunya itu ternyata memberi pengalaman kenikmatan yg tiada tara yg tdk didapatkan dari pasangan resminya. Wah tambah ketagihan deh. Lha yg awalnya diperkosa aja ada yg akhirnya bisa menikmati, apalagi bagi yg didasari samasama butuh. Para pelaku yg sudah pengalaman merasakan nikmatnya bersenggama pasti pusing deh kalau lama nggak digauli lawan jenisnya.



Emang sumpah nggak kepikir di benakku kalau aku orang yg jelek dan kampungan ini ternyata kebagian juga mendapat anugerah dlm bentuk wanita cantik. Yaitu bisa menikmati seluruh lekuk tubuh dan khususnya vagina sang eks primadona yg wangi itu. Hehehe. 

Enak gila. Sudah gratis eh malah dihadiahin lagi. Nggak usah maksa. Nggak usah merayu. Nggak usah mikirin kasih makan. Nggak usah rebutan segala. Kebayang dulu ketika beliau masih mahasiswi, wah pasti seru ajang kompetisinya. Kayak AFI kali. Yg ngrebutin pastilah ada anak orang kaya, yg ganteng, yg bonafid, yg playboy, yg aktivis, yg jagoan olah raga, dan seterusnya. Tereliminasi semua bleh. Rugi mereka. Mending jadi sopir kayak aku ini nggak usah modal kuliah segala. Hihihi.

Sebenarnya aku kadang suka melamun (melamun adalah satusatunya harta kekayaanku) mencari pemahaman mengenai keadaan ini. Siapa yg salah ya? Tuanku yg terlalu sibuk cari duit demi menyenangkan hati nyonya, atau nyonya yg nggak punya kesibukan (emang dari dulu dilarang tuan kerja karena bisnis tuan masih berjalan dgn baik bahkan cenderung meningkat pesat).

Sempet juga aku juga merasa kasihan sama tuanku kalau dia hanya mikirin bisnisnya melulu. Cari duit banyakbanyak maunya demi kebahagiaan istri eh malah istri jarang dinikmati alias banyak dianggurin aja. Tahu deh kalau di luar suka jajan atau nyimpen WIL. tetapi kalau sampai nyimpen WIL segala apa ya maksimal pemakaiannya. Paling dipakainya pas lagi refreshing, itupun kalau sempet.

Bisnismen itu pasti lebih banyak sibuk ke bisnisnya ketimbang ngurusin lain lainnya. Gitu kali. Tp yg penting prinsipku: urusan atas adalah kewajiban tuanku (mulut yg dikasih makan), urusan bawah (vegy yg dikasih semprotan) adalah jatahku.

Adilkan? Menurut kaca mataku sih orangorang sibuk kayak tuanku itu mending memperistri babu. Kalau capek pasti dgn suka rela mau mijitin. Nggak banyak protes. Siap mendengar keluh kesah setiap saat tanpa berani menyela. Menurutku lhoo. Nah yg cantik cantik kayak nyonya dan mudah kesepian itu jodohnya ya lakilaki yg punya banyak waktu luang utk memperhatikan dan siap sedia setiap saat kalau dibutuhkan. Misalnya sopir kayak aku ini. Huahahaha. Tp masuk akalkan? Gimana nggak masuk akal.

Orang seelite tuan pasti sudah biasa ketemu wanita kelas tinggi yg cantikcantik. Karena sudah biasa maka ya jadi biasa. Lha orang kayak aku ini kan selalu melotot dan melongo melihat wanitawanita sekelas nyonya. Pasti bawaannya kagum dan kagum melulu. Melamun sepanjang hari gimana bisa ngentot dgn wanitawanita kelas ini. Sama halnya dgn nyonya, bergaul sama lakilaki berkelas pasti sudah biasalah. Yg jarang adalah bergaul dgn lakilaki kasar.


Pasti menimbulkan khayalan erotis utk bersenggama dgn para lelaki kasar, yg berotot, ngomong sembarangan, berpeluh kalau bekerja, hidupnya cuma utk hari ini, dan blabla. Pastilah menimbulkan empati campur sensasi begitu. Hahaha...


Nah garagara sering diminta melayani nyonyaku yg hobi kesepian itu aku dimanjain dgn hadiahhadiah mahal. Kadangkadang sih. Misal dibeliin baju, sepatu, minyak wangi dan sebagainya yg bermerk. Sekarang aku kenal baju merk Arrow, kata orang sih harganya ratusan ribu. Tapi aku nggak berani pakai kalau lagi ada tuan, nanti ditanya kok bisa beli baju mahal. Masak mau nggak makan setengah bulan demi beli baju semahal itu. Kan bisa ketahuan, kasihan nyonya. Aku sih paling dipecat. Lha kalau nyonya dicerai? Apa ya mau ikut aku jadi istri keduaku. Pasti enggak mau. Memang lucu juga ya. Urusan perut sama bawah perut bisa demikian jauhnya. Tp nggak apaapa. Mendingan begini.

Jauh lebih menguntungkan bagiku. Dikasih tp nggak dituntut. Kayak bintang sinetron yg dituduh memperkosa seorang cewek, disebarluaskan di media massa. Coba kalau yg memperkosa cuma tukang ojek, preman, kuli, atau sopir nggak bakalan diberitaberitain besarbesaran sama korban. Nggak usah dituntut kawin cukup laporin polisi aja (atau malah dipetieskan aja kasusnya). Lha, apa malah nggak enak. Kalau mau dipenjara ya nggak masalah. Nggak punya apaapa ini kecuali kolor. Dibiarkan bebas ya lebih asyik bisa cari yg lebih ranum lagi. Enak juga sebenarnya yah kaum nothing to lose alias kaum yg cuma bermodal nafas ini. Hehe.

Tiba tiba lamunanku dibubarkan secara sepihak oleh nyonya. Joko.. Hayo sore sore gini sudah bejo (bengong jorok) ya. Kebeneran, sini masuk kamar, Dear

Tugas sampingan sudah memanggilmanggil. Syeddaapp. Kebetulan kami dua hari ini lagi nginep di villa keluarga di daerah puncak. Tuan seperti biasa lagi urusan ke luar kota. Anakanak nyonya pada mau ujian jadi mereka harus belajar di rumah. Ibunya beralasan mau menengok villanya dan kebun buahbuahannya. Berdua saja kami ini. Makanya nyonya berani teriakteriak semaunya ketika mau ngajak ML. Kulihat nyonya sudah pakai daster tipis putih dan sedang duduk di pinggir ranjang. Kaki kanan diangkat di bibir ranjang sementara yg kiri menyentuh lantai. Waduh seksi sekali Yaygku ini.

Wah sudah nggak sabaran yah yanx?

Iya tahu, mau cepetan dirudal ama k0ntolmu yg nggak kirakira gedenya itu. Ayyoo cepetan sinnii. Jangan sok maless gitu aah..

Aku emang kadang suka menggodanya dgn berlagak malas melayaninya. Kalau udah gitu kemanjaan nyonya suka muncul.

Iya deh, mau apa dulu nih Say?
Jilatin seluruh tubuhku tanpa tersisa. Ini perintah..!

Lalu dasternya telah merosot ke bawah secara kilat. Seperti biasa kalau sudah siap tempur nyonyaku nggak pakai CD dan Bra. Sudah polos total. Dia tengkurap. Aku mendekat. Kumulai jilatan dari ujung jari kaki. Mmmpphh

Belum apaapa. Pelanpelan sekali kujilat dan kuhisap jarijarinya satu per satu. Telapak kakinya. Betisnya yg berbulu agak jarang dan panjangpanjang. Bikin naik darah. Mmmpphh.. Mulai ada reaksi. Pindah ke kaki satunya. Mmmpphh.. Lagi ketika tiba di betis.

Kuteruskan ke arah paha belakang. Permainan semacam ini memang perlu kesabaran tersendiri. Di samping itu juga membantuku utk tdk cepat naik selain membantunya utk mulai warming up duluan. Oh ya perlu kuberitahu, sejak aku didayagunakan begini jadi rajin minum jamu kuat kalau enggak wah bisa remuklah aku. Kuat banget dan tahan lama sih nyonya mainnya. Ahh.. Mmmpphh..

Begitu bunyi mulutnya ketika lidahku mulai mengusap pangkal pantatnya (Mau enggak ya tuan disuruh begini ama nyonya? Mungkin inilah kelebihanku mau apa aja. Biarin, gratis dan ueennakk ini. Hehehe.) Kubikin lama dlm melulurin area x, kubikinnya libidonya memuncak lebih cepat. Kupercepat sapuanku. Kuselingi dgn sodokansodokan memasuki celahnya. Ouuuhh.. Ouuuhh.. Ouuuhh.. Joooko..

Mulai kepanasan dia. Basah. Kuremaskuremas pantatnya yg montok putih mulus. Lalu kujulurkan tangan kananku menuju punggung. Kuusap sejenak terus menukik melesak ke bawah, teteknyalah sekarang sasaran sentuhanku.

Buussyyeet.. Jook.. puting.. Ooh.. Ya.. Yaa.. putingku dielus.. elus.. Ohh

Aku merambat naik dan kukangkangi dgn sedikit merapat. Tdk kontak ketat. Gesekangesekan burungku yg masih dlm sangkar celana sengaja kuarahkan ke pantatnya. Kujilati pinggang, punggung, pundak, leher, belakang telinga. Dan, aahh balikk.. Nyonya membalikkan badannya.


Sebenarnya aku sudah enggak tahan mengulum bibirnya. K0ntolku sudah demikian kencangnya. Tp ya sabar dah. Belum ada perintah selain menjilat sih. Kumulai menjilati leher depan, turun ke ketiak yg licin, ke lengan, telapak tangan, jari, ke dada. Di sekitar itu aku berlamalama. Kuputari gunung kembarnya bergantian. Kirikanan. Kirikanan. Diselingi mengisep pentilnya.

Achh.. Achh.. Achh.. Achh.. Achh, tangannya mulai menjambak rambutku dan kadang ditekantekannya kepalaku agar teteknya mendapat kenikmatan paripurna.

Sesek napas juga sih kalau kelamaan. Kucek selangkangannya. Woow, tambah basah. Kupegang tangan satunya lalu kuarahkan utk mulai mengusapi dan memencet rudalku. Menurut dia.

Kulum, Dear Dgn menjatuhkan berat badanku sementara kakinya sudah mulai mengangkang, tangan kiriku keselipkan dibawah punggungnya, tangan kananku memegang tetek kanannya, maka kuserbu bibirnya tanpa ampun. Saling memilin lidah kami. Saling tumpah ludah kami. Sambil kusodokkusodokkan burungku yg masih tersimpan dlm sangkarnya tepat di area tempiknya (vaginanya). Gemes aku ingin memasukkan. Tp ada kenikmatan juga ketika menyodok namun terhambat.

Meskipun agak sakit juga. Sensasi begini kadang lebih mengasyikkan ketimbang main masuk langsung. Terus kukulum, kuhisap, kujilat, ambil napas, lalu serbu lagi. Seperempat jam kami beradu mulut dan bibir. Setelah mengambil nafas sebentar kukulum hidung bangirnya. Kujilati. Aku hobi juga mengulum dan menjilati hidunghidung yg mancung begini. Kadang kumasukkan (tentu saja tdk masuk, bego) lidahku ke lobanglobangnya. Kakinya yg kanan mulai membelit, menumpangi kaki kiriku.

Lepass baaju dann celanamuu..

Kulepaskan ikatan ragawi kami. Turun dari ranjang utk menelanjangi diriku. Polos. Kunaiki ranjang lagi. Kutempelkan k0ntolku mengarah ke bawah vaginanya sehingga dlm posisi masih bebas di luar liangnya. Kutindih lagi. Kunikmati setiap inchi tubuh halus mulusnya melalui kontak tubuh kami yg penuh. Kalau bisa tdk ada yg lolos. Kulanjutkan dgn adu ciuman. Kujilati dagunya, pipinya, kukulum kupingnya. Mendongakdongak dia. Desahnya semakin kacau. Jepitan kakinya sudah dua sekarang. Tibatiba tangannya merogoh burungku. Ditekantekannya ke arah bibir liang.

Lalu, slebb.. Masuklah burungku.

Kubiarkan berdiam diri dulu. Aku masih menikmati kontak total begini sambil menggeliatgeliat. Kuingin menikmati tekanan tetekteteknya di dadaku lebih lama. Kuingin menikmati gesekangesekan antar paha, gesekangesekan antar perut, gesekan gesekan antar kulit. Kupejamkan mataku agar indera sentuhku bekerja dgn sempurna dlm memberikan sarafku kenikmatan sebuah persetubuhan.

Sooddook.. Tanpa rela kumelepaskan belitanku mulai kupompa vaginanya dgn melengkung lengkungkan pinggulku. Tangan kiriku menyusup di bawah punggungnya menggapai pinggir luar tetek kanannya, tangan kananku menyusup ke bawah menjangkau ujung vagina belahan belakang.

Kujawiljawil. Kakikakinya merangkul kakikakiku semakin erat. Digoyang naik turun pantatnya seirama dgn maju mundurnya sodokanku. Nafasnafas kami dlm dan berat dlm mendukung kerja persetubuhan. Eranganerangannya meningkahi sodokanku yg kubikin dlmdlm. Sedlm mungkin. Suara kecipak cairan vaginanya mengiringi maju mundurnya k0ntolku yg memenuhi liang vaginanya. Penuh. Diameter rudalku tak menyisakan sela. Padat dan kesat. Itulah mengapa nyonyaku jadi keranjingan.

Cepetin.. Cepetin.. Kocokannya.. Ach.. Achh..

Aku terus menghujaminya bagaikan antan penumbuk padi yg terus bertalutalu berirama konstan. Kuingin melesak lebih dlm lagi. Lebih jauh lagi. Uraturat rudalku pasti sebesarbesar kabel listrik kalau bisa dilihat.

Edaann.. Teruss.. Banggsaatt.. Jembbuut.. Konttoll.. Aahh.. Aahh.. Aahh.. Ayoo.. Genjott.. Teruss.. Teruss

Kejorokan nyonyaku sudah tdk asing lagi di telingaku ketika persenggamaan sedang mendaki puncak. Akan menambah daya hentak dan meluapkan sensasisensasi paling primitif sang nafsu yg dimiliki makhluk hidup. Dgn cepat dan kasar kubalikkan tubuhnya tengkurap lalu buruburu kusodokkan lagi rudalku ke vaginanya melalui belakang. Kubelit lagi dirinya. Kususupkan kembali kedua tanganku menjangkau tetekteteknya secara menyilang. Kuremaskuremas dgn kasar. Kususupkan kepalaku di samping lehernya. Kuendus dan kuhisap leher jenjangnya yg wanginya telah pudar karena leleran keringat.

Plak.. Plok.. Plak.. Plok.. bunyi pantatnya beradu dgn selangkanganku. Kurangsak. Klitorisnya lebih mudah kugasaki dari belakang. Kupercepat tonjokantonjokan ke klitorisnya. Semakin menggila dia.









Bajingann.. Sopirr.. Dassarr.. Teruss.. Yah.. Yah.. Bangsat.. Kamuu.. Adduh.. Ennakk.. Uahh.. Uahh.. Auhh.. Ahh.. Eaarghh.. Mmpphh.. Ooh..

Semakin cepat kedutkedutan vaginanya memijiti rudalku. Dan, aahh.. Hh.. Aku keluaarhh.. Jokk. Mengejang dia dan terangkat pantatnya kuatkuat.

Namun masih saja kugasaki sampai beberapa detik akhirnya menyemburlah pancaran magma dari rudalku. Creett.. Creett.. Creett Liangnya kupenuhi dgn semburan semburan maniku. Lemas. Masih kutumpangi dia. Tersengal sengal nafas kami. Kugesek gesekin hidungku ke lehernya.

Awal bagaimana akhirnya kami memadu asmara begini yaitu ketika setelah mengantar anak anaknya sekolah. Ketika berangkat mengantar anakanaknya sekolah nyonya duduk sama yg kecil di belakang. Yg gede di depan di sampingku. Mereka kelas 5 dan kelas 2. Cewek semua. Pada jalan pulang nyonya duduk di depan. Dia memintaku utk tdk langsung pulang. Dimintanya aku masuk tol dlm kota. Kami berputarputar beberapa kali.

Rupanya sudah agak lama dia sebenarnya ingin curhat. Berhubung nyonyaku membatasi pergaulannya sejak menikah demi suaminya, maka pergaulannya jadi amat terbatas. Sebatas keluarga dan para pembantu pembantunya, termasuk aku sebagai sopirnya. Sehingga ketika nggak tahan utk bercurhat maka akulah yg tersedia utk menjadi sasaran tumpahan emosinya. Lebih mudah dan lebih terjaga kerahasiaannya karena dilakukan di luar rumah, sambil kelilingkeliling seperti sekarang ini. Rupanya jatah dari tuan baik dlm bentuk perhatian maupun keintiman dirasanya kurang. Nyonya memaklumi kesibukan tuan, namun sebagai wanita yg masih kuat kebutuhan emosi dan biologisnya menuntut jatah yg normal ketimbang cuma sebulan sekali atau paling banter 2 kali. Tdk terus terang sih ngomongnya, tp diserempetin.

Kamu sama isterimu berapa kali dlm sebulan berkasihkasihan, Jok? Seminggu sekali atau ya bisa dua tiga kali, Nya. Wah bahagia sekali dong isterimu ya. Ya namanya kewajiban suami utk membahagiakan isteri mau gimana lagi.





DAPATKAN BONUS REFERRAL
* Bonus Refferensi 2% Untuk Semua Permainan

Nikmati Bonus Rollingan Casino TERTINGGI
* CASINO 338a 1%
* ASIA855 0,8%
* DREAM GAMING CASINO 0,8% (NEW)

PROMO NEW MAXBET, ROLLINGAN LIVE CASINO 1%
Berlaku Untuk Permainan Live Casino Maxbet, GOLD DELUXE dan ALLBET

BONUS SPORTSBOOK

* 0.25% Komisi Rollingan Otomatis Langsung Masuk


Link Alternatif : 


Hubungi Kami : 

FACEBOOK : KiosCasino
LINE : kioscasino
WECHAT : kioscasino
BBM : D605C56A

WHATSAPP : +855 893 55 129

Download Livechat APK KiosCasino :

Android LiveChat KiosCasino : http://bit.ly/livechatkioscasino

Iphone LiveChat KiosCasino 

Hubungi Kontak Kami :