Logo Design by FlamingText.com

Sabtu, 29 Juni 2019

INISEDAPBOKEP - ♥ KIOSCASINO ♥ HUKUMAN YANG DIBERIKAN GURU ADALAH YANG TERNIKMATI DI DUNIA


INISEDAPBOKEP - ♥ KIOSCASINO ♥ Waktu aku kelas satu SMA ada guru matematika yang cantik dan sangat enak jika memberikan pelajaran. Namanya Asmiati umurnya dua puluh sembilan, kulitnya putih halus dan bodynya padat berisi terlebih lagi dia menikah pada usia dua puluh tujuh tapi sekarang janda karna suaminya meninggal waktu usia perkawinan mereka baru tiga bulan karna kecelakaan lalu lintas.
Hukuman Yang Diberikan Oleh Guru Cantik Karena Aku Sering Mengintip BH nya

Yang aku senang dari Bu Asmi adalah jika mengajar ia sering tak sadar kalau bagian atas bajunya agak terbuka sehingga tali BH pada bagian pundaknya sering terlihat oleh aku yang jika pelajarannya selalu mengambil duduk di depan dekat meja guru. BH yang dia gunakan selalu warna hitam dan itu selalu menjadi tontonan gratisku setiap pelajarannya


Pagi itu sekitar jam delapan lewat kami sudah dipulangkan karna akan ada rapat guru. Aku agak kesal karna pelajaran kedua matematika artinya aku gak bisa ngeliat pemandangan indah hari ini, dan untuk menghilangkan suntuk aku pun pergi main ketempat kawanku. Aku masih tak tahu aku akan dapat rejeki nomplok.

Sekitar jam sembilan lewat aku pergi pulang, dan pada saat lewat sekolah aku melihat Bu Asmi sedang menunggu angkot, aku pun mengajaknya
” mari saya antar Bu ” ajakku tanpa berharap dia mau
” tapi rumah ibu agak jauh ko ” ia mencoba menolak
” gak pa-pa kok bu, gak enak sama guru PPKN ” candaku
setelah berpikir sebentar akhirnya ia mau ” iya deh tapi ibu pegangan ya soalnya ibu pernah jatuh dari motor “


” silahkan Bu ” setelah itu aku menjalankan motorku dengan kecepatan sedang.
Tangan Bu Asmi yang berpegangan pada pahaku menyebabkan reaksi pada penisku, apalagi jika mengerem pada lampu merah aku merasa ada sesuatu yang empuk menekan dari belakang.

Sampai dirumahnya yang agak berjauhan dengan rumah-rumah yang lain aku disuruh masuk dulu. Dan ketika sudah duduk di sofa empuk Bu Asmi bicara
“ibu ganti baju dulu ya ko “


setelah itu ia masuk kamar dan menutup pintu mungkin karna kurang rapat sehingga pintu itu terbuka lagi sedikit. Entah setan mana yang masuk kekepala ku sehingga aku memberanikan diri untuk mengintip ke dalam. Di dalam sana aku bisa melihat bagaimana Bu Asmi sedang membuka satu persatu kancing bajunya dan setelah kancing terakhir ia tidak langsung menanggalkan bajunya,

tapi itu sudah cukup membuat napasku membuat nafasku memburu karna aku bisa melihat kalau sepasang dadanya yang besar seperti hendak melompat keluar. Karna terlalu asyik pintu itupun terbuka lebar. Aku kaget dan hanya bisa mematung karna ketakutan. Bahkan penisku langsung mengkerut.

Melihat aku, Bu Asmi tidak terlihat kaget dan tetap membiarkan bajunya terbuka. Setelah itu ia mendekati aku

” kamu sering ngeliat BH ibu kan ” tanyanya didekat telingaku
” i..iya Bu ” jawabku ketakutan.
” kalau gitu ibu kasih kamu hukuman ” lalu ia menarikku dan didudukkan ditepi tempat tidur.
” sekarang kamu baring tutup mata dan jangan gerak kalo teriak boleh aja ” katanya dengan suara nafas yang agak memburu.

Aku pun menurut karna merasa bersalah. Lalu ia membuka retsleting celana sekolahku menurunkan CD dan mengelus-elus penisku dengan lembut, setelah penisku tegak lagi dia berjongkok dan menjilatinya.

“auh.. uh.. uuh ..” rintihku menahan kenikmatan semantara Bu Asmi sibuk dengan aktivitasnya
“ah .. mmhh.. Bu stop bu” rintihku karna aku merasa seperti mau meledak

Dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot penisku. Tubuhku semakin mengejang dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih itu dan aku langsung terduduk sambil berpegangan pada tepi ranjang.

Rasanya seperti sedang melayang, ia telan habis spermaku sementara aku masih terduduk kaku, malu takut dan senang bercampur jadi satu. Bu Asmi lalu berdiri dan tersenyum

“gimana..lebih enak dari pada cuman liat khan..?” sambil kedua tangannya menjambak rambutku
“iya Bu enak sekali” jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.

Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, lalu membimbingku duduk ditempat tidur. Kami berpelukan dan Asmi kembali menciumku, lalu melumat bibirku sementara tangannya menanggalkan seluruh pakaian ku, dengan tangkas aku mengimbangi gerakan tangan itu sehingga akhirnya kami sama sama tanpa pakaian. Bedanya aku telanjang bulat sementara Asmi masih memakai BH hitamnya karna memang sengaja tak ku lepas.

Asmi melepaskan ciuman dibibirku lalu mengarahkan kepala ku kebawah yaitu payudaranya, aku segera melepas BH nya dan mulai meremas-remas dadanya, sekali-sekali aku puntir putingnya sehingga ia melenguh panjang. Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung putingnya sambil digigit-gigit sedikit. Hasilnya hebat sekali Asmi bergoyang sambil meracau dengan kata-kata yang tak jelas. Setelah itu Asmi berdiri sehingga aku berhadapan dengan vaginanya, wangi yang baru pernah kucium itu membuatku bertambah panas sehingga kujilati semua permukaan vaginanya yang sudah banjir itu.







Setelah itu Asmi merebahkan diri di ranjang tangannya mendekap kepalaku pahanya dibuka. Sehingga memudahkan aku menjilat dan memasukkan lidahku kedalam vaginanya dan menggigit-gigit bagian daging yang merah jambu. Sehingga tubuh Asmi semakin mengejang hebat.


“sshh.. aahh.. terus ko” pintanya diikuti desah nafasnya.
Sekitar lima menit ku sapu vaginaya aku melepaskan dekapan pada kepalaku dan kembali mengulum bibirnya. Ia lalu meraih penisku
“masukkan ya ko udah gak tahan” katanya dengan terengah dan membimbing penisku menerobos goa miliknya yang tek pernah lagi merasakan penis semenjak suaminya meninggal.

Aku merasakan kenikmatan yang kebih hebat dibandingkan saat dimasukkan kemulutnya.
“slep..slep..slep” kuputar-putar didalam sambil mengikuti goyangan pantat Asmi. sambil kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas payudaranya dan sekali kali memuntir putingnya.

“uh..ah..mm..ssh..terus ko..mmh” desahnya sambil meremas pantatku.
Penisku terasa semakin menegang dan vaginanya semakin hebat berdenyut memijit penisku, tak terasa sudah sepuluh menit kami “bergoyang”.


“ooh ..mmh.. ah udah gak kuat.. biarin aja di situ ko mmh ..” rintih Asmi terpejam.
Akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karna juga merasakan sesuatu yang akan keluar.

“sshh..aarrgghh” jeritnya sambil mencengkram punggungku,
“aahh..aahh” desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot kedua puting susunya kuat-kuat secara bergantian.



Air maniku muncrat bertepatan dengan air hangat yang terasa memandikan penisku didalam vaginanya.Kami menikmati puncak orgasme sampai betul-betul habis, baru aku mencabut penisku setelah sangat lelah dan bebaring di sebelahnya sambil meremas dadanya pelan-pelan.

Kemudian dia menindihku dari atas dan bertanya “gimana hukuman dari aku ko ..?”
“enak Bu hukuman terenak didunia makasih ya”
“ibu yang terima kasih udah lama ibu bendung hasrat, hari ini dan seterusnya ibu akan tumpahkan kekamu semuanya” sambil mencium ku.

Setelah istirahat beberapa waktu kami kembali melanjutkan aktivitas itu tentu saja dengan tehnik dan gaya yang berbeda-beda. Tak terhitung berapa kali aku melakukannya sewaktu SMA yang jelas jika aku pulang kesana pasti kami melakukan lagi dan lagi...




DAPATKAN BONUS REFERRAL
* Bonus Refferensi 2% Untuk Semua Permainan

Nikmati Bonus Rollingan Casino TERTINGGI
* CASINO 338a 1%
* ASIA855 0,8%
* DREAM GAMING CASINO 0,8% (NEW)

PROMO NEW MAXBET, ROLLINGAN LIVE CASINO 1%
Berlaku Untuk Permainan Live Casino Maxbet, GOLD DELUXE dan ALLBET

BONUS SPORTSBOOK

* 0.25% Komisi Rollingan Otomatis Langsung Masuk


Link Alternatif : 


Hubungi Kami : 

FACEBOOK : KiosCasino
LINE : kioscasino
WECHAT : kioscasino
BBM : D605C56A

WHATSAPP : +855 893 55 129

Download Livechat APK KiosCasino :

Android LiveChat KiosCasino : http://bit.ly/livechatkioscasino

Iphone LiveChat KiosCasino 

Hubungi Kontak Kami :

Kamis, 27 Juni 2019

INISEDAPBOKEP - ♥ KIOSCASINO ♥ IBU ANIS MANTAN GURUKU


INISEDAPBOKEP - ♥ KIOSCASINO ♥ Sebelumnya perkenalkan diriku terlebih dahulu namaku Dodi Ketika kisah ini terjadi aku berumur kira-kira 18 tahun, aku termasuk seorang yang aktif dalam berbagai kegiatan baik di kampus maupun diluar kampus termasuk di didalamnya kegiatan Pramuka yang memang sejak kecil aku suka

Nah karena kegiatan Pramuka inilah terjadilah kisah yang sampai saat ini masih aku kenang Untuk wajah memang aku nggak jelek-jelek amat malah terbilang agak cakep itu kata temen-temenku Dan terbukti ada beberapa cewek yang naksir kepadaku

Hingga suatu saat aku mendapat surat yang berisi permintaan batuan untuk ikut menjadi salah satu pembina di SD Negeri di dekat rumahku Murid2 SD itu akan melaksanakan perkemahan persami Merasa mendapat kepercayaan dan hitung2 untuk tambahan uang saku maka dengan hati senang aku terima tawaran tersebut Lagipula aku adalah salah satu alumnus dari SD tersebut.


Kami berangkat ke lokasi hari sabtu pagi, dan sampai ke lokasi kira2 jam 10 Setelah sampai lokasi kami mendirikan tenda dan mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan kegiatan persami Kegiatan demi kegiatan kami lakukan, dan ternyata anak anak terlihat suka padaku karena mungkin dimata mereka aku lucu dan menarik

Itu semua mungkin karena aku aktif di berbagai organisasi sehingga aku pandai mengatur suasana Permasalahan yang ada adalah air Lokasi kami berkemah agak jauh dari rumah penduduk Air yang kami dapatkan berasal dari sungai yang mengalir di dekat lokasi Dan untuk mandi kami harus kerumah penduduk yang ada disekitarnya walaupun agak jauh

Hari semakin sore aku sedang bersantai di tenda pembina sambil mengawasi anak2 terlihat dari kejauhan sebuah mobil kijang berhenti dan turun seorang wanita paruh baya Setelah aku perhatikan betul ternyata yang datang adalah Bu Anis, beliau adalah kepala sekolah SD tersebut

Beliau dahulu adalah Ibu guruku, beliau orangnya supel namun kewibawaannya tetap terlihat Yang aku herankan adalah beliau tetap terlihat cantik diusia yang aku taksir sudah kepala 5 Tubuhnya tetap terawat tidak seperti wanita pada umumnya pada usianya Para guru dan para pembina mendekat untuk menyalami termasuk diriku bergegas berjalan mendekatinya untuk menyalaminya

Aku menyalaminya sambil basa-basi bertanya”Koq cuma sendirian Bu Anis?”

“Eh iya Dod bapaknya anak-anak sedang ada acara di Semarang” Jawab Bu Anis
“Kamu tadi tidak menjemput Bu Anis” Sergah Pak Budi yang berjalan beriringan dengan kami
“Kan sudah Bu Anis sudah bawa mobil Pak” Aku menjawab sekenanya

Kami berjalan beringan menuju tenda para pembina Setelah sampai di tenda Bu Anis tampak berbicara serius sambil duduk diatas tikar dengan Pak Budi Tampaknya hal penting yang perlu dibicarakan mengenai acara persami itu


Aku menjadi agak tidak enak untuk berlama-lama di dekat mereka Setelah minta ijin aku berjalan menjauh dari mereka Dalam benakku terlintas pengakuan bahwa Bu Anis memang masih menarik walau tampak sedikit keriput di leher namun itu malah membuat Bu Anis tampak lebih anggun

Rambutnya lurus sebahu hitam walau ada beberapa helai yang tampak sudah putih, kulitnya yang putih bersih tampak terawat Anganku terus mengalir bentuk tubuhnya yang ramping namun padat berisi, bongkahan bokongnya tampak jelas tercetak dibalik rok spannya begitu juga buah dadanya indah

Perutnya memang agak besar namun kencang Gila aku membayangkan orang yang dahulu pernah menjadi guruku Ini tidak benar Tapi aku aku tidak bisa memungkiri bahwa Bu Anis memang masih montok


Pada malam harinya diadakan acara api unggun yang kemudian dilanjutkan dengan acara jurit malam Aku kebetulan mendapat untuk menjaga semua tenda Kebetulan sekali sebab aku merasa lelah karena sehari sebelumnya ada kegiatan di kampus

Yang lebih kebetulan adalah ternyata Bu Anis dan 2 guru wanita yang lain nggak ikut acara jurit malam Setelah mngecek semua tenda aku berjalan mendekat kearah Bu Anis yang sedang duduk sendiri di depan tenda pembina Tampaknya kedua rekannya sudah terkantuk dan tidur didalam tenda

“Belum ngantuk Bu?” aku memulai pembicaraan sambil duduk berhadapan dengannya
“Belum Dod masa Ibu enak-enakan tidur padahal tadi kan Ibu datang terlambat” Bu Anis menjawab
“Ya nggak apa-apa, Ibu kan sibuk juga” Aku menyahut
“Gimana kuliahmu” Tanya Bu Anis
“Lancar, Bu Anis belum akan pensiun” Aku memancing pertanyaan untuk mengetahui umur sebenarnya
“Tinggal tiga tahun lagi Dod” Bu Anis menjawab

Pasti wanita ini umurnya lebih dari 50 tahun, namun koq masih menggairahkan Mata sekali-kali mencuri pandang menikmati keindahan tubuhnya Kami mengobrol agak lama sampai Bu Anis minta diantar ke sungai karena kebelet buang air kecil Aku bergegas mengantarnya sampai pinggir sungai yang agak curam Sambil memberikan senter aku berkata,

“Saya tunggu disini ya Bu Anis, ini senternya hati-hati jalannya agak licin”

“Iya eh jangan ngintip lho” Katanya sambil bercanda

Ketika akan melangkah Bu Anis terpeleset otomatis tanganku menggapai tangannya tanganku yang satu menggapai badannya menahan agar beliau tidak jatuh Namun tidak disangka tanganku mendarat tepat di salah satu gunung indahnya Dia kaget aku juga kaget

“Ma af Bu Anis, nggak sengaja” Aku berkata
“Eh nggak apa-apa” Sahutnya juga agak salah tingkah


Sambil berjalan meniti jalan setapak akhirnya dia mencari tempat yang agak tersembunyi Namun karena sinar rembulan tampak samar-samar gerakan tubuhnya dalam melaksanakan kegiatannya Tampak dia memelorotkan celana panjangnya kemudian CDnya lalu berjongkok Aku bertanya dalam hati mimpi apa aku semalam sehingga aku memperoleh keuntungan dobel pertama memegang buah dada indah yang kedua bisa melihat bokong dan paha walaupun samar

Tak terasa celanaku semakin sempit karena senjata kesayanganku menggeliat Tanganku merabanya dan membuat remasan-remasan kecil Tak puas dengan itu aku mengeluarkan batang penisku sehingga dapat berdiri bebas mengacung Aku yakin Bu Anis bakalan tidak akan melihat polahku

Sepertinya Bu Anis sudah selesai buang air kecil ketika akan naik ke atas aku ulurkan tanganku dan menariknya Aku minta Bu Anis berjalan didepan dengan alasan aku mengawal kalau ada apa-apa Namun bukan karena itu aku bisa membuat bebas kelaminku terjulur keluar dan mengacung Sensasi ini aku nikmati sampai ke tenda pembina Kami lanjutkan ngobrol sampai akhirnya acara jurit malam selesai

Malam sudah larut bahkan menjelang di hari kami pembina dan guru putra tidur terpisah dengan pembina dan guru wanita Tetapi bayang-bayang kemolekan wanita paruh baya itu masih mengganggu pikiranku Mata ini rasanya sulit terpejam

Kemaluanku rasanya juga nggak mau ditidurkan, tapi akhirnya aku sadar bahwa wanita yang menggelorakan hasrat jiwaku adalah mantan guruku yang tak mungkin aku akan melampiaskan kepada beliau Akhirnya anganku kubawa tidur

Sampai pada pagi harinya aku terbangun oleh suara riuh anak-anak yang sedang melakukan senam pagi Aku cepat-cepat abngun dan cuci muka kemudian membantu pembina lainnya Setelah acara pagi selesai aku beres-beres pekerjaan yang lain yang masih harus aku kerjakan Sementara anak-anakpun juga sibuk mandi di sungai

Pembina dan guru antri mandi di rumah penduduk yang agak berjauhan Tampak Bu Anis juga belum mandi karena beliau juga sibuk mengawasi anak-anak Sekitar jam 09 00 pagi semua tugas sudah selesai maka aku bergegas mengambil peralatan mandiku Namun terdengar dari kejauhan suara yang memanggilku

“Dodo kamu mau mandi ya”

Setelah aku toleh ternyata suara itu bersal dari Bu Anis

Langsung saja ku jawab singkat,

“Iya Bu Anis”
“Kalau begitu sama-sama dong Ibu juga belum mandi” Dia berkata

Bagai disambar petir di siang bolong mendengar tawaran itu tanpa ragu-ragu aku mengiyakan

“Iya Bu Anis”

Karena kamar mandi-kamar mandi yang ada di sekitar rumah penduduk tampak sudah penuh maka aku menawarkan pada Bu Anis sebuah sumur yang ada di tengah kebun penduduk

“Sebaiknya kita mandi disana saja Bu Anis, tempatnya juga tertutup koq” Aku berharap dia mau karena ada kesempatan untuk berdua
“Yang benar lho Dod tapi ya nggak apa-apa memang tempat yang lain sudah penuh”

Kami berjalam beriringan menuju ketempat pemandian di tengah kebun itu Sementara yang lainnya persipan untuk kegiatan pagi itu yaitu jalan-jalan berkeliling

Sampailah aku pada tempat yang kami tuju Setelah aku meletakkan perlatan mandiku aku memulai menimba air untuk keperluan kami berdua Setelah bak terisi penuh maka aku persilahkan beliau untuk mandi dahulu Tempat mandinya terbuat dari anyaman bambu ada beberapa lobang yang tampak

“Silahkan Bu Anis anda mandi lebih dahulu” Aku mempersilahkan
“Kamu tunggu dulu ya awas lho jangan ngintip” Katanya sambil tersenyum
“Nggak Bu Anis tapi kalau kepepet kan nggak apa-apa” Kataku juga bercanda
“Nakal kamu” Dia berkata sambil berkata masuk ke kamar mandi

Aku mengamati dari kejauhan dan melihat satu persatu pakaiannya dilepas dan digantungkan diatas anyaman bambu itu Terakhir aku lihat kutang dan CDnya yang berwarna biru muda dan coklat muda tersampir Hatiku semakin nggak karuan aku membayangkan pasti tubuh molek wanita yang pantas menjadi ibuku itu telanjang bebas, aku dengar suara air yang mengguyur tubuhnya Aku mencari akal agar aku bisa menikmati keindahan tubuhnya

Akhirnya aku mendekat dan berkata, “Bu Anis airnya kurang nggak”
Dari dalam bilik aku dengar suaranya,”Eh kamu koq ada disitu kurang sedikit Dod” katanya agak kaget

Ya kesempatan datang akhirnya aku menimba untuknya lagi dan aku tuangkan ke saluran mengalirkan ke dalam bak yang ada di dalamnnya Bu Anis masih melanjutkan mandinya maka aku putuskan untuk mandi diluar saja sambil berharap Bu Anis nanti selesai mandi dapat melihatku Entah pikiran gila sudah memasuki pikiranku

“Eh Dod kamu mandi diluar ya ” Terdengar dari dalam bilik
“Iya Bu Anis kan bisa menyingkat waktu” Aku beralasan

Sambil melihat sekeliling aku rasa aman maka aku lepaskan semua pakaianku kini tinggal celana dalamku Sambil mengguyur badanku dari timba langsung aku sedikit mencari celah-celah agar aku dapat melihat keindahan tubuhnya Benar dugaanku aku belum selesai madi dari dalam bilik sudah terdengar suaranya

“Dod sudah selesai belum?” Dia bertanya
“Sudah Bu Anis” Aku menjawab walau aku belum selesai mandi Memang aku sengaja

Dan lihat pintu bilik mulai bergerak terbuka Darahku terasa mengalir semakin kencang menduga apa yang akan terjadi saat Bu Anis melihat aku hanya memakai celana dalam

“Ih ka ta nya sudah selesai” Dia melihatku agak terperanjat

Raut mukanya tampak kelihatan merah Dia agak tersipu setelah melihatku hanya memakai celana dalam Aku bisa melihat dari ujung matanya dia melirik pada selangkanganku yang disitu tampak tercetak jelas penisku yang sudah tegang dari tadi seakan meronta keluar

“Sana mandi di dalam masih ada airnya kok” Dia menyambung
“Iya Bu Anis” jawabku sambil masuk ke bilik




Perasaanku puas dapat memperlihatkan kejantananku pada wanita paruh baya ini Tapi hasratku untuk bertindak lebih jauh semakin berkecamuk Kebetulan sekali jam tangan Bu Anis tertinggal di dalam bilik bambu ini

“Bu Anis jam tangan Ibu tertinggal nih ” Aku berkata kepadanya dari dalam bilik

Aku menanti Bu Anis masuk ke dalam bilik dan penis celana dalamku semakin tidak bisa memuat penisku yang semakin membesar

“Tolong ambikan Dod masak aku harus masuk kan kamu sudah telanjang to” Bu Anis berkata dari luar bilik
“Ah Bu Anis nggak mau saya nggak masuk ndak saya ambilkan” Aku semakin berani menggodanya
“Ih kamu kok masih nakal to dari dulu” Dia berkata
“Pakai handuk dulu saya akan masuk” Dia menyambung

Semakin terbuka kesempatan mencari kepuasan hasratku yang semakin menggebu-gebu ini Aku lepas celan dalam ku hingga aku menjadi telanjang bulat tanpa sehelai benang menanti Bu Anis masuk kedalam bilik Bu Anis masuk kedalam bilik dan langsung setengah menjerit dia berkata,

“Dod kamu nga nga pain”

Pandangannya terbelalak melihat aku telanjang apalagi melihat penisku mengacung bebas

“Itu Bu Anis jamnya ambil sendiri ya” Aku mencoba santai

Aku lihat mukanya yang merah padam namun matanya tadi melirik ke arah batang zakarku yang sudah tegang Dia melangkah menuju kearah jam tangannya yang tertinggal Pikiran mesumku semakin menjadi-jadi maka dengan cepat aku tutup pintu bilik

Melihat perilaku itu Bu Anis kaget sambil menatapku dia berkata,

“Dod apa-apaan ini”
“Maaf Bu Anis ta pi Ibu sangat menarik bagi saya” aku semakin berani tanpa memikirkan akibatnya
“Kamu sudah gila ya ” Dia berkata

Belum sempat aku menjawab pertanyaannya dia kembali menyahut

“Aku sudah menduga kamu dari kejadian tadi malam, tapi kamu harus tahu bahwa Ibu sudah bersuami dan lagi Ibu kan sudah tua” Dia mencoba menyadarkan aku

“Tapi wajah dan tubuh Ibu tidak mencerminkan usia Ibu” Aku beralasan
“Apa sudah kau pikirkan benar-benar” Dia menyahut
“Su dah Ibu” aku berkata tanpa pikir panjang
“Da sar kamu” Dia berkata lagi

Aku mendekat dan mencoba mencium bibirnya Diluar dugaanku dia tidak menghindar atau meronta namun sebaliknya dia menyambut ciuman erotis ku dan membalasnya Ciuman kami semakin erotis lidah kami saling bertautan tanganku bergerilya menjamah buah dadanya yang sekal dan meremas-remas bokongnya Tiba-tiba dia berusaha melepaskan melepaskan pelukan sambil berkata, “Sabar Dod jangan terlalu bernapsu”

Dia mendorongku aku terduduk di pinggiran bak semen Dia masih berdiri sambil tangannya melepaskan satu persatu kancing bajunya Perlahan dan pasti aku melihat dua bukit kembar yang masih tampah sekal Kini tinggal beliau hanya mengenakan kutang dan rok aku bangkit namun dia berkata, “Duduk dulu”

Aku kembali duduk sambil melihat dia melepaskan roknya Setelah roknya terlepas dia melepaskan kutang dan mencopot celana dalamnya Dan kini terpampang didepanku tubuh sintal yang aku angan-angankan

Aku bangkit lagi namun dia kembali berkata, “Dod aku suka dengan caramu menjeratku tapi ini harus menjadi rahasia kita saja”

Dia berkata sambil meletakkan salah satu kakinya diatas bibir bak semen itu Dadaku semakin berdegub kencang melihat pemandangan indah ini Selangkangannya ditumbuhi rambut keriting yang hitam indah sekali

“Tentu Bu Anis ” Aku menyahut

Aku elus kakinya yang putih aku dekatkan wajahku dan mulai menciumi betisnya sambil menjilatinya merambat naik ke atas Lidahku menari diatas pahanya dan diselingi dengan sedotan-sedotan kecil Sampailah aku pada hutan yang rimbun itu dan lidahku mencoba menyibak mencari lobang yang paling dicari para lelaki Bilik bambu di tengah kebun menjadi saksi pergumulan nafsu dua anak manusia yang dipisahkan oleh status dan usia

Aku jilati bibir vaginanya dengan penuh nafsu erotis Bu Anis mengerang menahan kenikmatan yang melanda dirinya Aku tak peduli dengan keadaannya aku semakin gila mempermainkan lidahku didalam lobang vaginanya Tangan Bu Anis memegang erat-erat kepalaku dan menekan ke selangkangannya solah-olah mempersilahkan diriku untuk menelan barang berharga miliknya

“Dod ka mu ma sih nakal seperti dulu ah” Dia berkata sambil merintih erotis menahan nikmat

Tampaknya lututnya tidak bisa lagi bertahan Beliau menarik kepalaku agar aku menghentikan aktivitasku Aku bangkit dan mendekatkan mukaku ke buah dadanya yang disitu tertempel buah anggur yang berwarna coklat muda tegang menantang Aku sedoti seluruh permukaan payudaranya, aku hisap putingnya yang indah Bu Anis tampak merem-melek menikmati permainanku ini.


Tanganku meremas-remas bokong indahnya dan jariku mencari lobang duburnya, setelah ketemu aku mempermainkan jariku membuat tusukan-tusukan kecil dan mengobok-obok alat buang air besarnya Bu Anis mengerang-erang dan aku merasakan lobang anusnya meyempit keras seolah ingin menjepit jariku yang tertanam di dalamnya

Tampaknya Bu Anis ingin mengambil inisiatif, dia melepaskan pelukanku

“Dod ber baring lah pa kai handuk mu untuk alas” Dia berkata kepadaku dengan nafas tersengal penuh erotis

Bagai kerbau ditusuk hidungnya aku lakukan apa kehendaknya Aku berbaring dengan beralaskan handukku Bu Anis berdiri mengangkang diatasku dan perlahan jongkok tepat diatas kemaluanku yang mengacung keatas Tangannya membimbing penisku untuk memasuki lobang kenikmatannya

Dan setelah tepat dia menekan kebawah sehingga bles keinginanku terlaksana untuk menikmati kehangatan benda yang terdapat di selangkangan wanita paruh baya ini Aku merasakan dinding kemaluannya keluar cairan yang mempermudah penisku tertanam Kepala Bu Anis terdongak keatas dan kulihat bibir bawahnya Tangannya yang satu berpegangan pada pinggiran bak semen Aku hanya bisa merem melek menahan kenikmatan dari cengkeraman vaginanya.

Nafas erotis Bu Anis semakin memburu seiring dengan gerakan erotis yang dilakukannya naik turun diselingi dengan perputaran pantatnya Aku lihat buah dadanya terguncang-guncang Pemandangan yang indah sekali Wanita paruh baya ini ternyata pintar bermain sex Aku merasakan sensansi erotis yang luar biasa Rambutnya yang masih basah itu menjadi acak-acakan Aku mencoba untuk bertahan agar aku tidak kecolongan keluar terlebih dahulu

Gerakan erotis Bu Anis semakin cepat

“Dod uh Ibu ma u sam pai ” Dia berkata tersengal

Aku tidak menjawabnya, gerakannya semakin tidak teratur dan akhirnya aku merasakan cengkeraman erat vaginanya, aku rasakan cairan yang mengalir memenuhi lobang vaginanya Nafasnya tersengal dan beliau terkulai diatasku Aku rasakan vaginanya yang masih berdenyut Aku usap punggung mantan guruku dan aku belai rambutnya yang terurai basah Tubuhnya yang hangat menempel erat

“Bagai mana Bu Anis ” Aku berkata
“Kamu hebat ” Bu Anis menjawab

Mendengar jawabannya aku merasa sebagai seorang lelaki yang perkasa yang dapat membahagiakan seorang wanita Perlahan beliau turun dari atas tubuhku, beliau tahu bahwa aku belum mencapai puncak Dia berbaring disampingku, dia tersenyum kearahku

Aku mendekatkan wajahku dan mencium mesra bibirnya Setelah itu aku bangkit, aku lihat dia sudah mengangkangkan kaki tampaklah kemaluannya yang basah merekah menanti benda tumpul yang aku miliki untuk masuk kedalamnya

Perlahan namun pasti aku arahkan benda kebanggaan para lelaki yang aku miliki Dan bles masuklah penisku kedalam vaginanya, aku tekan dalam dalam sampai pangkal kemaluanku Bibir Bu Anis tampak terbuka merasakan kenikmatan yang kedua kalinya, aku tarik perlahan kemudian kemudian aku gerakan naik turun pantatku








Gerakanku semakin aku percepat sehingga menimbulkan suara-sura erotis Aku kerahkan tenagaku untuk menyodok barang istimewa mantan guruku ini Oh nikmat sekali seakan melayang Aku rasakan darahku mengumpul di penisku seiring dengan gerakanku yang semakin aku percepat Buah dadanya yang sekal indah putih terguncang-guncang karena sodokanku

Akhirnya aku tidak dapat lagi menahan dan creet aku tancapkan dalam-dalam, aku semprotkan spermaku di dalam vaginanya Melihat aku mencapai puncak Bu Anis melipat kakinya dan menekan pantatku erat-erat

Oh seakan aku terbang Nikmat sekali aku rasakan sensasi erotis yang indah sekali Serasa tulangku terlolosi lemas sekali aku terkulai diatas tubuhnya Dia tersenyum manja kearahku Aku cium mesra bibirnya Kami berbaring berdampingan

“Bu Anis Ibu masih hebat kapan kita lakukan lagi” Aku berkata kepadanya
“Ih ”, Dia mencubit hidungku
“Nakal kamu ”

Kami lantas berpakaian kembali karena kami takut nanti perbuatan erotis kami diketahui oleh yang lain Kami berjalan menuju kembali ke perkemahan kami Begitulah cerita ngesex yang masih aku ingat ketika pertama kali aku bercinta dengan Bu Anis Kami masih sering melakukannya setiap ada kesempatan Kami kencan di penginapan-penginapan yang ada di kotaku bahkan pernah kami lakukan di kamar kost temanku

Namun kini Bu Anis yang erotis telah pergi mengikuti suaminya dinas kelain kota Aku tenggelam dengan kerinduanku terhadap Bu Anis...




DAPATKAN BONUS REFERRAL
* Bonus Refferensi 2% Untuk Semua Permainan

Nikmati Bonus Rollingan Casino TERTINGGI
* CASINO 338a 1%
* ASIA855 0,8%
* DREAM GAMING CASINO 0,8% (NEW)

PROMO NEW MAXBET, ROLLINGAN LIVE CASINO 1%
Berlaku Untuk Permainan Live Casino Maxbet, GOLD DELUXE dan ALLBET

BONUS SPORTSBOOK

* 0.25% Komisi Rollingan Otomatis Langsung Masuk


Link Alternatif : 


Hubungi Kami : 

FACEBOOK : KiosCasino
LINE : kioscasino
WECHAT : kioscasino
BBM : D605C56A

WHATSAPP : +855 893 55 129

Download Livechat APK KiosCasino :

Android LiveChat KiosCasino : http://bit.ly/livechatkioscasino

Iphone LiveChat KiosCasino 

Hubungi Kontak Kami :

Rabu, 26 Juni 2019

INISEDAPBOKEP - ♥ KIOSCASINO ♥ IBU LISA GURU PENGGANTI DI KELASKU



INISEDAPBOKEP - ♥ KIOSCASINO ♥ Waktu itu aku masih kelas dua, di salah satu SMA Negeri di Bandung. Aku termasuk salah satu siswa dengan segudang kegiatan. Dari mulai aktif di OSIS, musik, olah raga, sampai aktif dalam hal berganti-ganti pacar. 

Tapi satu hal yang belum pernah kulakukan saat itu hubungan kelamin Sering kali aku berkhayal sedang berhubungan badan dengan salah satu wanita yang pernah menjadi pacarku. Tapi aku tidak punya keberanian untuk meminta, mengajak ataupun melakukan itu. Mungkin karena cerita sahabatku yang terpaksa menikah karena telah menghamili pacarnya dan sekarang hidupnya hancur lebur. Itu mungkin yang bikin kutakut, setengah mati. Tapi aku menyukai rasa takut itu, bukankah rasa takut itu yang bisa menjauhkan aku dari perbuatan dosa.


Suatu saat, datang gerombolan guru praktek dari IKIP Bandung yang akan menggantikan guru kami untuk beberapa minggu. Salah satu dari guru praktek itu bernama Lisa. Dia begitu cantik, ah bukan… bukan cantik… tapi dia sempurna. Peduli setan dengan matematika yang diajarkannya, aku hanya ingin menikmati wajahnya, memeluk tubuhnya yang tinggi semampai, mengecup bibirnya, dan… aku pun berkhayal sangat jauh, tapi semua itu tidak mungkin. Dengan pacarku yang seumur denganku saja, aku tidak berani, apalagi dengan Lisa.

Singkat cerita, aku melaju dengan motorku. Hari sudah sore aku harus cepat sampai di rumah. Dalam perjalanan kulihat Ibu Lisa. Aku memberanikan diri menghampirinya. Setelah sedikit berbasa-basi dia bercerita bahwa dirinya baru saja pindah kost dan tempat kost yang sekarang letaknya tepat di tengah-tengah antara sekolahku dengan rumahnya. Sehingga setiap sore aku mengantarkannya ke tempat kost-nya. Kejadian itu berlangsung setiap hari selama satu minggu lebih. Kami berdua mulai akrab, bahkan nantinya terlalu akrab.


Seperti biasanya, aku mengantarkan Ibu Lisa pulang ke kost-nya. Anehnya saat itu, dia tidak ingin langsung pulang tapi mengajakku jalan-jalan di pertokoan di daerah Alun-Alun Bandung. Setelah puas kami pun pulang menuju ke kost Ibu Lisa. Dan ketika kupamit Ibu Lisa memegang tanganku dan…

“Jangan dulu pulang, dong!” Ibu Lisa menahanku, tapi memang inilah yang selama ini kuharapkan.


“Udah malam Bu, takut entar dimarahi…” Perkataanku terhenti melihat dia menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya yang kecil.

“Jangan panggil aku Ibu Lisa, coba tebak berapa umurku?” ternyata umurnya terpaut lima tahun dengan umurku yang saat itu 17 tahun.

“Panggil aku Lisa.” Aku hanya menganggukkan kepalaku.

“Sini yuk, aku punya baju baru yang akan aku pamerkan kepadamu.”

Ditariknya tanganku menuju kamarnya, jantungku mulai berdetak kencang.

Sesampainya di kamar, dia menyuruhku duduk di depan televisi yang memperlihatkan pahlawan kesayanganku, McGyver. Lisa kemudian menghampiri lemari pakaian di samping televisi.

“Aku punya tiga buah baju baru, coba kamu nilai mana yang paling bagus.”

Kujawab dengan singkat, “OK!” lalu kembali aku menonton McGyver kesayanganku. Walaupun mataku tertuju ke pesawat televisi, tapi aku dapat melihat dengan jelas betapa dia dengan santainya membuka baju seragam kuliahnya, jantungku berdebar keras. Lisa hanya menyisakan BH berwarna hitam dan celana dalam hitam. Dia melakukan gerakan seolah sedang mencari pakaian di tumpukan bajunya yang tersusun rapih di dalam lemari.

“Aku tidak bisa menemukan baju baruku, kemana ya?” Aku hanya terdiam pura-pura menonton TV, tapi pikiranku tertuju kepada belahan pantat yang hanya tertutup kain tipis. Sesekali dia membalikkan tubuhnya sehingga aku bisa melihat dua buah benda yang menggunung di balik BH-nya. Akhirnya dia mengenakan gaun tidur berwarna pink yang sangat tipis, Lalu dia menghampiriku, dan kami berdua duduk berhadapan.



“Kamu kenapa, kok pucat”, aku terdiam.

“Kamu takut ya?” Aku tetap terdiam.

“Aku tau kamu suka aku.” Aku terdiam.

“Hey, ngomong dong.” Aku tetap terdiam.


Dalam kediamanku selama itu aku menyimpan sesuatu di dadaku yang berdetak sangat kencang dan keras serasa ingin meledak ketika dia menempelkan bibir mungilnya ke bibirku. Dia melumat bibirku, sedikit buas tapi mesra. Aku mulai memberanikan diri untuk membalasnya. Kugerakkan bibirku dan kulumat kembali bibirnya. Tak lama kemudian, telapak tangan lisa yang hangat meraih pergelangan tanganku. Dibawanya tanganku ke arah buah dadanya. Jantungku saat itu sangat tidak karuan. Kuremas buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi tidak juga terlalu kecil, tapi aku dapat merasakan betapa kencangnya kedua gunung surga itu. Lidah kami pun mulai bermain.

Tiba-tiba dia mendorongku, terus mendorongku sehingga aku telentang di atas karpet kamarnya. Aku hanya menurut dan tak bergerak. Lisa membuka baju tidurnya yang tipis. Kali ini dia tidak berhenti ketika hanya BH dan CD-nya saja yang melekat di tubuhnya, tapi BH-nya kemudian terjatuh ke karpet. Belum sempat aku bergerak, Lisa menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku, buah dadanya yang sangat keras menindih dadaku.

“Kamu suka, ya?” aku mengangguk. Aku tak kuasa menahan diri, ketika aku mengangkat kepalaku untuk melumat bibirnya kembali, dia menahan kepalaku, aku heran. “Ke.. ke… kenapa Lis?” kataku terbata-bata. Dia hanya tersenyum, lalu dengan santainya dia memanjat turun tubuhku. Aku hanya terdiam, aku tidak berani bergerak. Aku bagaikan seorang prajurit yang hanya bergerak berdasarkan komando dari Lisa. Dia mulai membelai pahaku dan sedikit mempermainkan selangkanganku. Sesekali dia menciumi celana seragam abu-abuku tepat pada bagian batang kejantananku. Aku memejamkan mata, aku pasrah, “Aku… aku… ah…!”

Aku membiarkannya, ketika Lisa mulai membuka celana seragamku, mulai dari ikat pinggangku dan berlanjut dengan menyingkapkan CD-ku. Dia meraih batang kemaluanku dengan mesranya.

“Ah… crot… crot… crot…!” Aku tak kuasa menahan diriku ketika bibirnya yang mungil menyentuh kepala kemaluanku. Aku malu, malu setengah mati.

“Tenang, itu biasa kok.”

Senyumnya membuat rasa maluku hilang, senyum dari wajah sang bidadari itu membuat keberanianku muncul, “Ya aku berani, aku nekat!”

Aku menarik kepalanya dan membalikkan tubuhku, sehingga aku berada tepat di atasnya. Dia sedikit kaget, tapi hal itu membuat aku suka dan makin berani. Aku beranjak ke bawah, kubuka CD-nya. Saat itu yang ada dipikiranku hanya satu, aku harus mencontoh film-film biru yang pernah kutonton.

“Kamu mulai nakal, ya.”

“Ibu guru tidak suka.”

Aku tak memperdulikan candanya. Kuturunkan CD-nya perlahan, kulihat sekilas rumput kecil yang menutupi celah surganya. Seketika kucumbu dan kumainkan lidahku di celah surga itu. Tangan kananku terus menarik CD-nya sampai ke ujung kakinya dan kulempar entah jatuh di mana. Aku menghentikan sejenak permainan lidahku, kuangkat pinggul yang indah itu dan kugendong dia menuju ke tempat tidur yang terletak tepat di belakang kami berdua. Kuletakkan tubuh semampai dengan tinggi 173cm itu tepat di pinggir tempat tidur. Aku kemudian berjongkok, dan kembali memainkan lidahku di sekitar celah surganya, bahkan aku berhasil menemukan batu kecil di antara celah itu yang setiap kutempelkan lidahku dia selalu mengerang, mendesah, bahkan berteriak kecil.

Tangan kiriku ikut bermain bersama lidahku, dan tangan kananku membersihkan sisa air mani yang baru saja keluar. Wow… batang kejantananku sudah keras lagi. Ketika aku sedang asyik bermain di celah surganya, dia menarik kepalaku. “Buka celana kamu, semuanya…!” Aku menurut dan kembali menindih tubuhnya. Setelah kepala kami berdekatan dia mencium bibirku sekali dan kemudian dia tersenyum, hanya saat itu matanya sudah sayu, tidak lagi bulat penuh dengan cahaya yang sangat menyilaukan.

Dia mengangkat kepalanya disertai tangan kananya meraih batangku dan mengarahkannya ke lubang kemaluannya. Tapi ketika batangku menyentuh bibir lubang kemaluannya, “Crot… cret… creeett…!” Kembali aku meraih puncakku, dia pun tersenyum. Hanya saat itu aku tidak lagi malu, yang ada dipikiranku hanyalah aku ingin bisa memuaskannya sebelum orgasmeku yang ketiga. Aku heran setelah orgasme yang pertama ini batang kejantananku tidak lagi lemas, kubiarkan Lisa mengocok-ngocok batanganku, dengan hanya melihat garis wajah milik sang bidadari di depanku dan juga membelai rambutnya yang hitam legam, aku kembali bernafsu.

“Pelan-pelan aja tidak usah takut.” Dia berbisik dan tersenyum padaku. Tak karuan perasaanku saat itu, apalagi ketika kepala kemaluanku dioles-oleskannya ke bibir kemaluannya. Tangannya yang kecil mungil itu akhirnya menarik batang kemaluanku dan membimbingnya untuk memasuki lubang kewanitaannya.


“Bles… sss… sek!” Batangku sudah seratus persen tertanam di lubang surganya. Rasa percaya diriku semakin meningkat ketika aku menyadari bahwa aku tidak lagi mengalami orgasme. Aku mulai menarik pinggulku sehingga kemaluanku tertarik keluar dan membenamkannya lagi, terus menerus berulang. Keluar, masuk, keluar, masuk, keluar, masuk begitu seterusnya.

“Oh Dig…!” Dia mulai memanggil nama akrabku, aku dipanggil Jedig oleh sahabat-sahabatku. Selama ini Lisa hanya memanggil nama asliku seperti yang tertera di dalam absen kelasku. “Dig, terus… kamu mulai pintar…” Aku tak peduli, aku terus bergerak naik turun. Aku merasakan batang kemaluanku yang basah oleh cairan dari lubang surga milik Lisa. Naik dan turun hanya itu yang kulakukan. Sesekali aku mencium bibirnya, sesekali tanganku mempermainkan bibir dan buah dadanya.

“Ah… ah… ah, ah… oh!” Nafasnya memburu.

“Ah Dig… ah… ah… ooowww!” Dia berteriak kecil, matanya sedikit melotot dan kemudian dia kembali tersenyum. Aku terdiam sejenak, aku heran kenapa dia melakukan itu. Yang kuingat, saat itu batang kemaluanku serasa disiram oleh cairan hangat ketika masih ada di dalam lubang kemaluannya. “Ntar dulu ya Jedig Sayang.” Dia mengangkat tubuhnya sehingga kemaluanku terlepas, aku menahan tubuhnya. Aku tak ingin kemaluanku terlepas aku masih ingin terus bermain. “Eit… sabar dong, kita belum selesai kok.” Kulihat dirinya memutar tubuhnya kemudian nungging di depan mataku. Aku sangat mengerti apa yang harus kulakukan, ya… seperti di film-film itu.

Aku mendekatinya dengan batang kemaluanku yang sudah siap menghunus lubang kemaluannya. Aku mencoba memasukannya, tapi aku mengalami kesulitan. Satu, dua, ya dua kali aku gagal memasukan batangku. Akhirnya dia menggunakan tangan mungilnya untuk membimbing batangku. “Blesss…” Batangku masuk dengan perlahan. Berbeda dengan tadi, sekarang aku tidak lagi naik turun tetapi maju mundur. Kami berdua mendesah. Nafas kami saling memburu. Terus dan terus lagi. “Ah… oh… uh… terus Dig…, ah… oooww!” Kembali dia berteriak kecil, saat ini aku mengerti, setiap kali dia berteriak pasti kemudian dia merubah posisinya. Benar saja posisi kami kembali seperti posisi awal. Dia telentang di bawah dan aku menindihnya di atas. Aku tidak lagi memerlukan tangan mungilnya untuk membimbingku. Aku sudah bisa memasukan batang kemaluanku sendiri tepat menuju lubang surga yang sesekali beraroma harum bunga itu.

Kembali aku melakukan naik dan turun. Kali ini aku menjadi siswa yang benar-benar aktif, tidak hanya di sekolah tapi di ranjang. Kuangkat kaki kanannya, kujilati betisnya yang tanpa cacat itu sambil terus menggerakan pinggulku.

Beberapa saat kemudian, aku merasakan darahku mengalir dengan keras, ada sesuatu di dalam tubuhku yang siap untuk meledak. Gerakanku semakin kencang, cepat, dan tidak teratur.

“Terus Dig, lebih cepat lagi… terus lebih cepat lagi Dig, terus.”

Gerakanku semakin cepat. Kami berdua sudah seperti kuda liar yang saling kejar-mengejar sehingga terdengar suara nafas yang keras dan saling sambut menyambut.

“Terus Dig, terus… ah… uh… oh…!”

“Oban sayang… ah… dig… dig… dig… aaoowww!”

Saat ini teriakannya sangat keras dan kulihat matanya sedikit melotot dan giginya terkatup dengan sangat keras. Kemudian dia terjatuh.

“Dig cepetan ya sayang…!”

“Aku capek.”

Aku tak bisa berhenti menggerakan tubuhku, sepertinya ada suatu kekuatan yang mendorong dan menarik pinggulku.

“Ah… oh… Ufff… aaah…!”

“Crot… cret… cret…!”

Muncratlah air kenikmatan itu dari tubuhku. Aku terjatuh di sampingnya, aku puas! Dia tersenyum padaku dan memelukku, dia menaruh kepalanya di dadaku. Setelah mengecup bibirku kami berdua pun tertidur pulas.








Beberapa bulan setelah percintaanku dengan Ibu Lisa… Perpisahaan pun dimulai, setelah aku memainkan beberapa lagu di panggung perpisahaan untuk menandakan berakhirnya masa kerja praktek mahasiswa-mahasiswa IKIP di sekolahku. Kulihat mereka menaiki bus bertuliskan IKIP di pinggirnya. Aku mencari Lisa, bidadari yang merenggut keperjakaanku.

“Lisa… hey…!” Lisa menengok dan matanya melotot.

“Ups… Ibu Lisa!” Aku lupa, dia kan guruku.

“Sampai ketemu lagi ya, jangan lupa belajar!” sambil menaiki tangga bus dia menyerahkan surat padaku. Aku langsung membaca dan tak mengerti apa maksud dari tulisan itu.

Akhirnya bus itu pergi dan saat itulah saat terakhir aku melihatnya. Aku tak akan pernah lupa walaupun hanya sekali aku melakukannya dengan Lisa. Tapi itu sangat berbekas. Aku selalu merindukannya. Bahkan aku selalu berkhayal aku ada di dekat dia setiap aku dekat dengan perempuan. Sekarang ketika aku sudah duduk di bangku kuliah aku baru mengerti apa arti dari surat Lisa.




DAPATKAN BONUS REFERRAL
* Bonus Refferensi 2% Untuk Semua Permainan

Nikmati Bonus Rollingan Casino TERTINGGI
* CASINO 338a 1%
* ASIA855 0,8%
* DREAM GAMING CASINO 0,8% (NEW)

PROMO NEW MAXBET, ROLLINGAN LIVE CASINO 1%
Berlaku Untuk Permainan Live Casino Maxbet, GOLD DELUXE dan ALLBET

BONUS SPORTSBOOK

* 0.25% Komisi Rollingan Otomatis Langsung Masuk


Link Alternatif : 


Hubungi Kami : 

FACEBOOK : KiosCasino
LINE : kioscasino
WECHAT : kioscasino
BBM : D605C56A

WHATSAPP : +855 893 55 129

Download Livechat APK KiosCasino :

Android LiveChat KiosCasino : http://bit.ly/livechatkioscasino

Iphone LiveChat KiosCasino 

Hubungi Kontak Kami :